Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Apa efek samping terlalu sering membersihkan karang gigi?

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Terlalu sering membersihkan karang gigi sebetulnya tidak berbahaya jika perawatan dilakukan secara benar dan tepat. Karang gigi menjadi keras karena pengapuran yang berlangsung selama bertahun-tahun. Apabila sering dibersihkan, maka karang gigi belum mengeras. Dalam kondisi yang masih lunak, karang gigi mudah dibersihkan tanpa rasa sakit. Pembersihan karang gigi kala karang masih berusia muda (kurang dari 1 tahun) dan masih empuk bisa cepat, kurang dari 5 menit. Karang gigi yang masih mudah lepas menghilangkan risiko ada lapisan enamel yang ikut terkelupas kala mengelupas karang gigi. Risiko semacam ini bisa terjadi pada karang gigi yang sudah sangat keras menempel pada lapisan enamel tapi tidak mungkin terjadi pada karang gigi muda yang berusia kurang dari 1 tahun.

Lebih bagus lagi bila pembersihkan dilakukan kala masih berupa plak dan belum jadi karang gigi. Seperti yang telah kita bahas dalam posting "Karang gigi dan pencegahannya", karang gigi adalah plak yang mengapur dalam jangka panjang. Pengapuran plak membuat karang gigi jadi makin lama makin keras.

Pada kala masih berupa plak, menyikat gigi saja sudah bisa menghapus plak. Tapi jika plak sudah mengapur dan sudah menjadi karang gigi, menyikat gigi saja tidak cukup untuk menghilangkan karang gigi, sekalipun karang gigi itu masih muda dan masih lunak menurut ukuran karang gigi. Dengan begitu, pembersihan karang gigi sedini mungkin adalah prakara yang baik.

Risiko bahaya bisa terjadi apabila pembersihan karang gigi dilakukan dengan cara yang kurang benar dan kurang tepat. Salah satu contohnya adalah terlalu besar memakai daya ultrasonik (bila dokter memakai peralatan ultrasonik). Daya ultrasonik yang terlalu besar bisa membuat gigi jadi retak.

Efek samping dari pembersihan karang gigi yang terlalu sering dengan cara yang tepat dan benar adalah biaya perawatan jadi meningkat seiring dengan frekwensi kunjungan pasien ke dokter gigi. Hal ini tentunya bukan perkara besar bagi pasien yang punya pendapatan cukup untuk itu dan yang sadar bahwa saras itu mahal tapi sakit jauh lebih mahal. Karena itu mengeluarkan biaya untuk saras dipandang sebagai penghematan bila dibandingkan dengan biaya lebih mahal yang mesti keluar gara-gara sakit. 


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in