Apa pentingnya stabilitas implant?
Nilai penting stabilitas implan
Stabilitas implan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan implant gigi. Implan yang tidak stabil ditandai dengan gerakan implan. Implan yang bergerak menyebabkan infeksi pada jaringan di sekitar implan. Infeksi mengundang reaksi dari sistem kekebalan tubuh pasien dengan hasil purna berupa kapsul fibrosa dan menyebabkan proses oseointegrasi tidak berlangsung. Bila proses oseointegrasi tidak berjalan, maka implant pasti gagal. Kesuksesan implan gigi mensyaratkan oseointegrasi dan oseointegrasi mensyaratkan stabilitas implan.
Penopang stabilitas implan
Stabilitas bisa didefinisikan sebagai ketiadaan gerakan klinis. Stabilitas implant primer pada kala implan disisipkan berkaitan dengan:
- Kualitas dan kuantitas tulang
Tipe tulang 1 dan 2 dengan dimensi yang cukup akan memberi stabilitas yang lebih baik. - Jenis implan
Implan dengan permukaan yang kasar dan berulir lebih stabil ketimbang implant dengan permukaan halus dan licin. - Teknik yang digunakan
Teknik yang dikuasai oleh dokter gigi implan berperan serta dalam stabilitas implan. Misal, dudukan implant dibuat sedikit lebih kecil dari implan akan membuat implant stabil dan tidak bergerak karena implant jadi terpasang ketat pada tulang.
Stabilitas implant sekunder adalah peningkatan instabilitas yang dapat dipertalikan dengan pembentukan tulang dan pemodelan ulang pada antarmuka jaringan-implan dan tulang-tulang di sekitarnya.
Gerakan mikro dan kegagalan implan
Gerakan implant dapat mengganggu pembentukan sel-sel baru dalam celah di antara jaringan sekitar implant dan implan. Gerakan tersebut tidak harus gerakan besar. Bahkan gerakan dalam ukuran mikrometer saja bisa mengganggu proses itu. Sakka & Coulthard, 2011 mengamati, induksi gerakan mikro selama pemberian beban fungsional bisa jadi penyebab utama yang bertanggung jawab atas kegagalan oseointegrasi dan akhirnya juga kegagalan implant gigi.
Menurut pengamatan Brunski (1993), Soballe et al, (1993), dan Pilliar & Lee (1986), gerakan mikro di atas 50 - 100 mikrometer bisa berpengaruh negatif pada oseointegrasi dan pemodelan ulang tulang dengan terbentuknya jaringan fibrosa dan mengindusi resorpsi tulang pada antarmuka tulang-implan. Oleh karena itu, stabilitas implant di purwa yang betul-betul stabil sangat penting bagi kesuksesan oseointegrasi implant gigi. Penelitian Javed dan Romanos (2010), Romanos et al. (2003), dan Schwartz-Arad, Samet dan Samet (1999) menyarankan bahwa gerakan mikro yang dikontrol dengan baik dapat berpengaruh positif pada pembentukan tulang, sehingga kondisi klinis tahap lanjut (misal, pembebanan langsung) punya kemungkinan untuk meningkatkan kepadatan tulang peri-implan dan integrasi implan.
- doctor✚dentist
- Klinik Gigi & Implan Gigi Jakarta
- Layanan umum: (+62)21 2253 9385 (Pos Pengumben)Layanan umum: +622153654792 (Palmerah)
- Jl. Pos Pengumben No. 40c Jakarta Barat, Jakarta 11560 Indonesia
Jl. Palmerah Barat No. 108 Jakarta Barat, Jakarta 11480 Indonesia
Referensi
Sakka S, Coulthard P. Implant failure: etiology and complications (Kegagalan implan: etiologi dan komplikasi). Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2011 Jan 1;16(1):e42–e44.
Pilliar RM, Lee JM, Maniatopoulos C. Observations on the effect of movement on bone ingrowth into porous-surfaced implants (Observasi tentang pengaruh gerakan pada pertumbuhan tulang ke arah dalam ke dalam implant dengan permukaan yang berpori). Clin Orthop Relat Res. 1986 Jul;(208):108–113.
Brunski JB. Avoid pitfalls of overloading and micromotion of intraosseous implants (Menghindari lubang perangkap dari pembebanan berlebihan dan gerakan mikro implant di dalam tulang). Dent Implantol Update. 1993 Oct;4(10):77–81.
Søballe K, Hansen ES, Brockstedt-Rasmussen H, Bünger C. Hydroxyapatite coating converts fibrous tissue to bone around loaded implants (Lapisan hidroksiapatit mengubah jaringan fibrosa menjadi tulang di sekitar implant yang diberi beban). J Bone Joint Surg Br. 1993 Mar;75(2):270–278.
Schwartz-Arad D, Samet N, Samet N. Single tooth replacement of missing molars: a retrospective study of 78 implants (Penggantian satu gigi molar ompong: penelitian retrospektif pada 78 implant ). J Periodontol. 1999 Apr;70(4):449–454.
Romanos GE, Toh CG, Siar CH, Wicht H, Yacoob H, Nentwig GH. Bone-implant interface around titanium implants under different loading conditions: a histomorphometrical analysis in the Macaca fascicularis monkey (Antarmuka tulang-implan di sekitar implant titanium dalam kondisi pembebanan yang berbeda-beda: analisis histomorfopmetrik pada monyet Macaca fascicularis). J Periodontol. 2003 Oct;74(10):1483–1490.
Javed F, Romanos GE. The role of primary stability for successful immediate loading of dental implants (Peran stabilitas primer untuk kesuksesan pembebanan langsung pada implant gigi). A literature review. J Dent. 2010 Aug;38(8):612–620. doi: 10.1016/j.jdent.2010.05.013.