Autograft (autogenous bone graft)
Bone graft berbasis allograft menggunakan tulang allograft. Bone graft ini digunakan sendirian atau digunakan bersama-sama dengan materi lain.
Kelebihan autograft
Kelebihan autograft meliputi:
- Autogenous bone graft memanfaatkan tulang yang diperoleh dari pasien itu sendiri.
- Rendahnya risiko penolakan graft oleh tubuh (reaksi imunologi), mengingat graft diambil dari tubuh pasien sendiri. Ini sebabnya tulang autogen lebih disukai untuk graft blok.
- Graft juga pasti bersifat osteoinduktif, osteokonduktif, dan osteogenik. Hal ini menyebabkan autogenous bone graft menjadi pilihan pertama materi graft menurut biologi. Hal ini pula yang menyebabkan materi bone graft ini punya sejarah kesuksesan klinis yang paling panjang dibandingkan materi bone graft jenis lain.
- Struktur tulang tetap dipertahankan, termasuk mineral, kolagen, osteoblas, dan BMP.
- Menghindari kemungkinan antigenisitas.
Kekurangan autograft
Kekurangan autograft meliputi:
- Perlu lokasi bedah satu lagi untuk mengambil tulang yang akan dijadikan bone graft
- Bagi tubuh pasien, dua lokasi bedah memberi beban yang lebih berat daripada satu lokasi bedah
- Dua lokasi bedah berarti dua lokasi dengan potensi komplikasi
- nyeri kronis pasca operasi
- Morbiditas lokasi donor
- Hipersensitivitas
- Infeksi
- Pembentukan hematoma
- Pembentukan seroma
- Cedera saraf
- Fraktur pada lokasi donor
- Incisional Hernia
- Cedera sendi sakroilium
- Cedera saluran kemih
- Gangguan gaya jalan
- Jaringan tulang yang bisa diambil cukup terbatas, tidak bisa banyak.
Sumber tulang untuk graft
Tulang yang dipakai untuk bone graft diambil dari tulang yang tidak esensial, baik yang ada di dalam rongga mulut maupun di luar rongga mulut, misalnya dari:
- tuberosity rahang atas
- kresta iliaka
- daerah dagu (simfisis rahang bawah)
- ramus rahang bawah anterior.
- rusuk
- tibia
- calvarium
Darah diperlukan
Tulang apapun perlu darah untuk bisa hidup. Begitu pula tulang yang ditransplantasikan perlu darah di lokasi transplantasi.
Standar emas
Bone graft autogen sampai kala ini masih dipandang sebagai standar emas materi bone graft. Alasannya, bone graft ini punya watak osteogenik, osteoinduktif, dan osteokonduktif.
Sifat osteogenik dari bone graft autogenik diperoleh dari sel-sel osteogenik yang hidup. Sifat osteoinduktif diperoleh dari kehadiran protein matriks tulang atau BMP pada tulang. Sifat osteokonduktif diperoleh dari komponen mineral tulang yang berpori.
- doctor✚dentist
- Klinik Gigi & Implan Gigi Jakarta
- Layanan umum: (+62)21 2253 9385 (Pos Pengumben)Layanan umum: +622153654792 (Palmerah)
- Jl. Pos Pengumben No. 40c Jakarta Barat, Jakarta 11560 Indonesia
Jl. Palmerah Barat No. 108 Jakarta Barat, Jakarta 11480 Indonesia
Referensi
Girish Nazirkar, Shailendra Singh, Vinaykumar Dole, dan Akhilesh Nikam. Effortless Effort in Bone Regeneration: A Review. J Int Oral Health. 2014 Jun; 6(3): 120–124. Published online 2014 Jun 26. PMCID: PMC4109243
Prasanna Kumar, Belliappa Vinitha, dan Ghousia Fathima. Bone grafts in dentistry. J Pharm Bioallied Sci. 2013 Jun; 5(Suppl 1): S125–S127. doi: 10.4103/0975-7406.113312 PMCID: PMC3722694
Myeroff C, Archdeacon M. Autogenous bone graft: donor sites and techniques (Bone graf autogen: situs donor dan teknik). J Bone Joint Surg Am. 2011 Dec 7;93(23):2227-36. doi: 10.2106/JBJS.J.01513.