Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Bagaimana cara mengantisipasi risiko implant gigi?

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Tanya

Bagaimana cara mengantisipasi risiko implant gigi?

Jawab

Hidup kita sehari-hari yang selalu mengandung risiko, seperti risiko jatuh kala jalan kaki, risiko kecelakaan kala menyetir kendaraan, dsb. Begitu pula, perawatan implan gigi mengandung risiko. Risiko dalam hidup keseharian kita bisa diantisipasi, begitu pula risiko implan gigi juga bisa diantisipasi.

Ada beberapa cara mengantisipasi risiko implan, antara lain:

  1. Kebersihan
    Sebelum operasi pemasangan implant dilakukan, pasien perlu mandi, keramas, dan sikat gigi sampai betul-betul bersih. Kebersihan badan dan kebersihan mulut yang baik menurunkan risiko terjadinya infeksi. 
  2. Radiografi
    Foto rontgen pada tahap skrining pasien dan persiapan operasi pemasangan implant itu penting sekali untuk mengetahui kondisi tulang. Pasien dengan tulang yang tidak memungkinkan untuk pemasangan implan gigi akan diberi pilihan perawatan lain. Hanya pasien dengan kondisi tulang yang memenuhi syarat implant saja yang bisa lanjut ke tahap pemasangan implan. Pada kasus yang rumit, foto rontgen saja tidak cukup, perlu radiografi yang lebih rinci, misalnya dental CT scan.
  3. Persiapan yang rinci dan teliti
    Pemasangan implant melibatkan tindakan operasi. Setiap operasi mengandung risiko. Untuk operasi pemasangan implan, perencanaan yang rinci dan teliti bisa mengantisipasi risiko implan. Konsekuensinya, perencanaan semacam ini memerlukan waktu lebih kurang 2 minggu untuk kasus yang biasa. Kasus yang sederhana bisa 1 minggu, sedangkan kasus yang rumit bisa 3 minggu. Lama persiapan dipengaruhi tingkat kerumitan kasus yang ditangani.
    Kami belum pernah menerima pasien implant yang langsung menjalani operasi pemasangan implant pada hari pertama datang. Tindakan semacam ini mengandung risiko yang lebih tinggi karena dari waktu yang pendek untuk menyiapkan rencana operasi.
  4. Pemeriksaan kesarasan umum dan jiwa
    Risiko bisa berasal dari kondisi kesarasan umum. Misalnya, penyakit jantung, ginjal, liver, diabetes melitus, alergi logam, dsb. Pasien penderita alergi logam atau alergi titanium jangan diberi implant titanium karena akan membuatnya keracunan.
    Kondisi jiwa yang terganggu juga mengakibatkan peningkatan risiko. Penderita gangguan jiwa sebaiknya diberi pilihan perawatan lain selain implan gigi guna mengantisipasi risiko implant yang dikarnakan oleh gangguan jiwa.
  5. Pilih implant berstandar Internasional dengan hidroksi apatit
    Implan berstandar Internasional memang lebih mahal tapi risiko lebih rendah. Pilihlah implant yang telah lolos uji FDA Eropa atau AS dan standar internasional (ISO). Perlu diperhatikan bahwa semua produsen implant mengklaim bahwa produknya paling baik, terlepas dari kenyataannya bagaimana. Lolos uji FDA dan ISO lebih dapat dipercaya ketimbang klaim dari produsen implan. 
    Lapisan hidroksiapatit berfungsi untuk menurunkan risiko penolakan tubuh terhadap implant sehingga risiko terjadinya infeksi jadi lebih kecil.
  6. Dokter berpengalaman
    Pengalaman dokter memengaruhi risiko yang ditanggung pasien. Pilihlah dokter implant dengan pengalaman telah memasang sedikitnya 55 implan. Atau, jika kurang dari jumlah itu, pastikan dokter baru itu berada di bawah bimbingan dokter dengan pengalaman di atas 55 implan. Lebih bagus lagi bila dokter implant yang menangani Anda punya "jam terbang" operasi pemasangan implant di atas 400 jam.

id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in