Bahaya nikotin
Zat ini diberi nama "Nikotin" dari nama tanaman tembakau nicotine tobaccum yang diambil dari nama Jean Nicot, seorang duta besar Prancis di Portugal yang mengirim tembakau dan benihnya dari Brasil ke Paris pada tahun 1560. Pada masa itu, efek samping tembakau belum diketahui. Tembakau hanya digunakan secara terbatas sebagai obat untuk penyakit tertentu saja. Sejarah ini menunjukkan bahwa menghisap rokok di luar kegunaan terapi pengobatan sebetulnya tergolong penyalahgunaan obat. Obat apapun dalam dosis yang tepat itu berguna, tapi dalam dosis berlebihan itu berbahaya.
Pada abad 1600an, orang berspekulasi bahwa ada hubungan antara penggunaan merokok tembakau setiap hari dan kanker. Spekulasi ini didukung oleh fakta bahwa penganjur agar rokok dikonsumsi setiap hari dengan alasan kesarasan telahmeninggal jagat karena kanker paru-paru. Anjurannya masih terus diikuti orang dari abad 16 Masehi hingga abad 21 Masehi sekalipun umumnya orang sudah tidak tahu lagi siapa orang penganjur rokok dikonsumsi setiap hari.
Nikotin itu racun yang mematikan
Nikotin adalah alkaloid yang sangat beracun. Racun ini bisa larut sepenuhnya dalam air pada suhu kamar. Racun nikotin mudah diperoleh dari tembakau. Hanya perlu 3-4 tetes nikotin murni dan nyawa korban pun melayang. Karena sifatnya yang dapat menembus kulit, tetesan nikotin murni pada kulit sudah bisa mematikan.
Ada kasus pembunuhan menggunakan racun nikotin sebagai piranti pembunuhan. Kasus ini terbongkar karena korban tidak merokok tapi kenapa ada nikotin dalam darahnya. Kasus tersebut perlu waktu lama untuk membongkarnya. Andai korban merokok, mungkin kasus pembunuhan dengan nikotin lebih sulit terungkap karena keberadaan nikotin dalam tubuh perokok dianggap wajar.
Keracunan nikotin dicirikan dengan rasa mual, air liur terus mengalir, sakit perut, muntah, diare, keringat dingin, sakit kepala, pusing, pendengaran dan penglihatan terganggu, kebingungan mental, dan lemas. Pingsan dan lesu; tekanan darah turun; sulit bernafas; denyut nadi lemah, cepat, dan tidak teratur. Pasien kolaps dapat diikuti oleh kejang terminal. Kematian dapat terjadi dalam beberapa menit akibat kegagalan pernapasan. Sifat racun dari nikotin ini dimanfaatkan sebagai obat anti-serangga (insektisida).
Dalam dosis yang sangat kecil, nikotin berfungsi sebagai analgesia lemah. Sifat ini dimanfaatkan dalam dunia kedokteran abad 15-16 Masehi.
Nikotin mengubah warna gigi jadi kuning
Noda warna kuning pada gigi berasal dari nikotin yang menempel pada gigi. Menyikat gigi hanya bisa mengurangi sedikit saja lapisan nikotin yang menempel. Semakin sering merokok, nikotin yang menempel semakin tebal. Lapisan nikotin pada gigi ini bisa dihilangkan dengan scaling and root planing. Tapi, jika pasien tidak menghentikan kebiasaan merokoknya, maka akan menumpuk lagi sehingga scaling and root planing jadi kebutuhan rutin jika ingin gigi bebas dari noda nikotin yang mengganggu penampilan senyum Anda. Apa bahaya dari gigi menguning karena timbunan nikotin? Karir professional Anda bisa berantakan. Karir berantakan bisa membuat Anda depresi lalu bunuh diri. Berbahaya kan?
Nikotin berpengaruh buruk pada gusi
Nikotin menjadi faktor signifikan untuk eksaserbasi penyakit periodontal. Literatur yang ada menunjukkan bahwa nikotin memengaruhi aliran gingiva darah, produksi sitokin, neutrofil, dan fungsi sel sistem kekebalan tubuh. Sifat racun nikotin berpengaruh buruk pada sel-sel dalam mulut. Penderita sakit gusi dan gigi disarankan untuk tidak mengkonsumsi nikotin sama sekali sebelum penyakit yang dideritanya sembuh total.
Nikotin berpengaruh buruk pada tulang
Racun yang terkandung dalam rokok memengaruhi tulang penopang gigi asli. Contohnya, racun nikotin mengurangi kepadatan tulang kandungan mineral tulang dengan cara meningkatkan sekresi faktor resorbsi tulang atau menurunkan serapan kalsium dalam saluran pencernaan. Racun dalam rokok juga bisa menyebabkan penurunan kandungan estrogen. Padahal, estrogen berperan penting dalam meringankan penyusutan tulang.
Referensi
https://www.rdhmag.com/articles/print/volume-24/issue-1/columns/periodontics/the-role-of-nicotine-in-bleeding.html ; akses 14 Februari 2017
Ranjan Malhotra, Anoop Kapoor, Vishakha Grover, dan Sumit Kaushal. Nicotine and periodontal tissues (Nikotin dan penyakit periodontal). J Indian Soc Periodontol. 2010 Jan-Mar; 14(1): 72–79.
https://crimewatchdaily.com/2015/09/23/10-infamous-poisoning-cases-solved-and-unsolved/ ; akses 14 Februari 2017
https://english.donga.com/Home/3/all/26/728033/1 ; akses 14 Februari 2017