Betulkah crown pada gigi bisa bertahan selamanya?
Itu tidak betul. Pada kenyataannya, crown buatan yang dipasang pada gigi pasien punya batasan masa pakai. Umumnya, crown bertahan antara 5 sampai 15 tahun. Ambil nilai tengahnya 10 tahun. Ada yang bisa sampai 20 dan 30 tahun. Tapi umumnya tidak begitu karena crown mengenal aus dari gesekan selama proses mengunyah makanan. Jika crown sudah aus, maka perlu dilepas dan diganti.
Masa pakai crown yang dipakai secara wajar dengan perawatan yang cukup lebih kurang 10 tahun (nilai tengah antara 5 sampai 15 tahun). Pemakaian crown secara kurang hati-hati dan kurangnya perawatan pada gigi dan crown bisa membuat crown tahan sekitar 5 tahun. Jika dipakai untuk menggigit benda-benda keras (misal membuka tutup botol, menggigit tulang ayam, dsj) dan terkena benturan benda keras, crown bisa punya masa pakai yang lebih pendek dari 5 tahun. Seberapa awet crown bergantung pada pemakaian dan perawatan. Meskipun begitu, perlu disadari bahwa crown tidak bertahan untuk selamanya (abadi).
Perlu diketahui, crown ditumpangkan di atas gigi sejati dan kemudian disegel. Ini berarti kondisi gigi sejati memengaruhi keawetan crown. Sebutlah misalnya kondisi crown masih bagus, tapi gigi penopangnya membusuk, keropos, atau retak. Pada situasi semacam ini, crown mungkin bisa punya masa pakai yang lebih pendek. Bukan karena crown itu sendiri melainkan karena gigi penopang crown. Antisipasi prakara ini adalah dengan menjaga kebersihan dan kesarasan gigi dan mulut secara keseluruhan agar crown lebih awet.
Faktor lain yang memengaruhi keawetan crown juga adalah segel antara crown dan gigi asli. Andai segel ini bocor, bakteri bisa masuk ke dalam sela-sela di antara crown dan gigi asli. Masalah bisa timbul di situ sehingga crown bisa lepas lebih cepat. Untuk mengantisipasi kebocoran semacam ini, pasien dianjurkan untuk kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk pemeriksaan rutin. Semakin cepat kebocoran diketahui, semakin cepat penanganan dilakukan sehingga crown diharapakan jadi lebih awet.
Daya gigit yang terlalu kuat dan kerot bisa membuat masa pakai crown jadi lebih pendek. Lepas mungkin tidak, tapi aus iya. Gesekan antara crown dan gigi sejati yang ada di seberangnya selama mengunyah biasanya dimenangkan oleh gigi asli. Gigi sejati punya mekanisme untuk memulihkan aus (remineralisasi). Crown buatan tidak punya mekanisme itu. Dampaknya, crown makin lama makin aus sampai kemudian perlu diganti meskipun masih menempel kokoh di tempatnya.