Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Biotipe periodontium dan bentuk gigi

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Perlekatan jaringan ikat dan level tulang menentukan posisi jaringan gusi di sekitar gigi. Ada dua biotipe periodontal yang sudah berhasil dideskripsikan oleh para peneliti dalam hubungannya dengan morfologi papilla interdental dan arsitektur tulang, yaitu:

1. Periodontium bergerigi yang tipis

Periodontium bergerigi yang tipis ditemukan dalam kurang dari 15% kasus. Periodontium ini dicirikan dengan tirai jaringan lunak yang rumit, tulang yang mendasari berbentuk gerigi, sering punya dihisens (robekan) dan fenestrasi, dan mukosa keratin berkualitas dan berkuantitas rendah.

Jaringan interproksimal pada umumnya tidak mengisi sepenuhnya ruang yang berada di antara gigi-gigi yang berdekatan. Bentuk gusi ini beraksi terhadap luka dengan resesi pada arah fasial dan interproksimal. Selama terjadi resesi dan resorpsi tulang antar-akar, penyusutan jaringan lunak selanjutnya mengganggu hasil-hasil estetika secara keseluruhan.

Bentuk gigi tipe ini menunjukkan titik kontak terhadap insisal ketiga mahkota anatomi triangular esensiil dan daerah kontak gigi yang kecil pada arah fasio-lingual dan apiko-koronal. Karena pengerucutan tajam akar gigi, maka tulang cenderung menebal pada arah interproksimal.

Karakteristik biotipe jaringan lunak telah dibuktikan memainkan peran yang menonjol dalam perencanaan final posisi bahu implan. Biotipe tipis dengan jaringan yang sangat bergerigi mengharuskan badan implant dan bahu implant dipasang pada arah yang lebih palatal agar bisa menutupi titanium supaya tidak terlihat. Apabila implant dipasang ke arah palatal, maka perlu penanaman implant yang sedikit lebih dalam guna memungkinkan kemunculan profil secara tepat.

Penggabungan faktor-faktor tersebut di atas pada pasien dengan garis bibir yang tinggi dan biotipe yang tipis adalah prakara yang sangat sulit untuk dilakukan meskipun masih mungkin untuk dilakukan. Pasien yang memenuhi syarat untuk menerima kategori perawatan ini hendaknya perlu diberitahu dan disadarkan tentang besarnya kesulitan yang dihadapi untuk mendapatkan hasil-hasil estetis yang diharapkan sebelum perawatan dimulai.

2. Periodonsium datar yang tebal

Biotipe periodontal datar yang tebal dicirikan dengan tirai jaringan lunak fibrotik yang lebih padat, bentuk tulang datar yang mendasari lebih tebal, dan perlekatan gingiva keratin yang lebih tinggi secara kualitas maupun kuantitas.

Jaringan ini sering beraksi terhadap luka dengan membentuk kantung. Gingiva datar berkaitan dengan pembentukan gigi yang seperti umbi atau seperti bola lampu. Bidang kontak berada lebih ke arah pertiga tengah dari gigi. Mahkota anatomi, khususnya yang berbentuk persegi, dan bidang kontak yang luas pada arah fasio-lingual dan apiko-koronal.

Morfologi gigi tampaknya berkorelasi dengan kualitas jaringan lunak. Bentuk gigi triangular berkaitan dengan periodontium bergerigi dan tipis. Bidang kontak berlokasi pada pertiga koronal mahkota yang melapisi bagian bawah papilla panjang dan tipis. Bidang kontak berada pada pertiga tengah yan gmendukung papilla pendek dan lebar.

Hilangnya jaringan lunak interproksimal pada gigi triangular menghasilkan segitiga gelap (black triangle) yang tidak enak dilihat.
Hilangnya jaringan lunak interproksimal pada gigi triangular menghasilkan segitiga gelap (black triangle) yang tidak enak dilihat.

Hilangnya jaringan interproksimal pada gigi berbentuk triangular akan memunculkan situasi segitiga gelap bila dibandingkan dengan situasi pada gigi persegi. Dalam beberapa kasus, ketika gigi yang berdekatan direstorasi, bentuk mahkota bisa dimodifikasi menggunakan prostetik untuk mengkompensasi kehilangan gigi interproksimal parsial. Bidang kontak gigi prostetik diposisikan pada arah yang lebih servikal dengan mengurangi volume ruang antargigi.

Bentuk gigi yang ada juga memengaruhi bentuk restorasi gigi dengan menggunakan implan. Restorasi implant hendaknya meniru gigi natural kontra lateral pada arah koronal terhadap margin gingival bebas. Namun, para arah apikal terhadap margin gingival bebas, restorasi implant bukan replika anatomis. Keseimbangan yang cermat perlu dikembangkan guna memberi dukungan yang memadai pada arsitektur gusi tapi tetap tidak memberi tekanan yang berlebihan. Idealnya, kontur fasial sedikit lebih datar ketimbang gigi natural kontra lateral untuk meminimalkan pergeseran apikal margin gingiva bebas setelah insersi implan.


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in