Cedera akibat gigi palsu
Cedera karena gigi palsu dapat bersifat akut maupun kronis. Cedera akut paling sering terjadi ketika memakai sebuah piranti prostetik baru dan tidak disesuaikan sepenuhnya pas agar cocok dipakai. Dampaknya, piranti itu tidak mendistribusikan gaya oklusal secara merata. Peralatan tadi menghasilkan tekanan yang berlebihan pada satu atau lebih area fokus dari jaringan lunak, sehingga menyebabkan terjadinya stasis atau iskemia pada suplai darah serta ada aktivitas gesekan pada jaringan, yang menghasilkan ulserasi dan rasa nyeri.
Cedera kronis merupakan hasil dari perubahan bertahap dalam jaringan pendukung namun landasan untuk gigi palsunya tetap tidak berubah. Dalam situasi ini piranti menjadi tidak stabil dan tidak ditempatkan merata, menyebabkan gesekan terus-menerus yang ringan di jaringan pendukung. Hasil yang biasa terjadi adalah adanya perubahan pada zona besar jaringan reaktif, yang paling menonjol terjadi pada langit-langit dalam bentuk inflamasi hiperplasia papiler. Kondisi ini juga telah dikenal sebelumnya sebagai papillomatosis gigi palsu.
Lesi tersebut terlihat seperti "potongan buah berry", yang terdiri dari beberapa nodul eritematosa kecil. Daerah ini kemudian dapat terinfeksi Candida albicans dan menjadi simtomatik. Pasien mengalami rasa seperti terbakar pada langit-langit mulut. Ini lebih umum terjadi pada pasien yang memakai gigi palsu itu secara terus-menerus tanpa jeda.
Perawatan untuk kondisi ini adalah melepaskan peralatan prostetik untuk waktu yang lama, terutama pada malam hari, dan penggunaan kondisioner jaringan di dasar gigi tiruan. Tindakan ini berguna pula untuk menghilangkan inflamasi dan gejala-gejalanya, terutama bila dikombinasikan dengan agen anti-jamur.
Sayangnya kondisioner jarang menyelesai perkara sepenuhnya, karena nodul terdiri dari jaringan fibrosa padat yang tidak akan kembali normal. Beberapa intervensi bedah sering diperlukan sebelum penempatan prostesis baru.
Seiring waktu, karena dukungan ridge menurun sebagai dampak dari resorpsi alveolar, bagian pinggir gigi tiruan cenderung memanjang sehingga secara bertahap masuk lebih ke dalam sulkus, pertumbuhan abnormal pun terjadi pada jaringan lunak. Di daerah ini dihasilkan lesi yang merupakan kombinasi dari ulkus kronis dan hiperplasia terkait, jaringan sekitar meradang secara kronis. Lesi tersebit disebut sebagai inflamasi hiperplasia berserat atau epulis fissuratum.
Setelah gigi palsu dibetulkan, lesi akan berkurang ukurannya dan bahkan ada kemungkinan akan kembali ke warna yang normal, tetapi biasanya nodul atau massa sisa dari jaringan fibrosa tetap ada sehingga membutuhkan operasi pengangkatan.
- doctor✚dentist
- Klinik Gigi & Implan Gigi Jakarta
- Layanan umum: (+62)21 2253 9385 (Pos Pengumben)Layanan umum: +622153654792 (Palmerah)
- Jl. Pos Pengumben No. 40c Jakarta Barat, Jakarta 11560 Indonesia
Jl. Palmerah Barat No. 108 Jakarta Barat, Jakarta 11480 Indonesia