Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Cedera saraf neuropraxia

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Neuropraxia merupakan bentuk cedera saraf yang paling ringan. Cedera ini dicirikan dengan blok konduksi, pemulihan sensasi atau fungsi nyaris seperti sediakala, dan tidak ada degenerasi akson. Kontinuitas selubung epineural dan akson terus berlangsung dan hanya sedikit terjadi perubahan morfologi saraf.

Trauma pada kapiler endoneurial menimbulkan edema intrafasikular sehingga terjadi blok konduksi. Sensasi atau fungsi kembali normal dalam 1 sampai 2 hari setelah resolusi edema intrafasikular, umumnya dalam waktu 1 minggu setelah cedera saraf. Defisit fungsi pulih secara spontan dan biasanya selesai dalam 3 sampai 4 minggu (LaBanc, 1992).

Pada sebagian besar kasus, cedera pada saraf terlihat sebagai dampak langsung dari trauma akut. Saraf-saraf perifer menyajikan risiko cedera yang paling tinggi, terutama pada situasi terkena gaya tumpul atau patah tulang. Ini adalah saraf yang ditemukan di bagian ekstremitas, tapi juga pada saraf dental dan bagian tubuh selain sumsum tulang belakang dan otak.

Saraf juga bisa mudah cedera apabila saraf tersebut melalui daerah luka, laserasi, atau mengalami peregangan berlebihan (akibat trauma juga). Penting untuk dipahami bahwa proses regenerasi saraf berlangsung secara bertahap dalam rentang masa yang relatif lebih lama dibanding luka otot, kadang-kadang bisa berlangsung selama beberapa bulan. Secara umum, kecepatan regenerasi saraf bergantung pada seberapa luas kerusakan saraf sebenarnya. Jenis cedera juga memengaruhi proses pemulihan.

Tanda dan Gejala Neuropraxia

Berikut ini adalah tanda dan gejala neuropraxia yang paling umum: 

  • Fungsi normal saraf menghilang atau berkurang (cedera akut)
  • Fungsi motor terganggu atau hilang sama sekali
  • Fungsi sensor terganggu atau hilang sama sekali
  • Kelemahan atau kelumpuhan otot yang diinervasi oleh saraf yang rusak (tergantung pada tingkat kerusakannya). Karena kehilangan fungsi, atrofi bertahap bisa terjadi pada otot yang mengalami kelemahan atau kelumpuhan itu.
  • Sensasi hilang atau ada sensasi tapi abnormal, seperti paresthesia, mati rasa, kesemutan atau sensasi terbakar. Hal ini terjadi di wilayah yang diliputi oleh saraf yang rusak. Dalam banyak kasus, fasikulasi ditemui pada tingkat otot. Hal ini juga dikenal sebagai kedutan yang merupakan tanda ada gangguan inervasi bawaan.
  • Nyeri pada lintasan saraf. Gangguan fungsi sensorik ini terkadang digambarkan oleh pasien sebagai rasa seperti ditusuk-tusuk jarum atau paku.
  • Keringat berlebihan. Ini tanda terjadi gangguan sensorik.
  • Disfungsi kandung kemih dan usus (tanda bahwa saraf sumsum tulang belakang telah terpengaruh; fungsi seksual mungkin terganggu atau hilang juga).

id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in