Dari proliferasi ke diferensiasi sel induk folikel gigi
Peralihan sel induk dan sel progenitor dari proliferasi ke diferensiasi mungkin merupakan langkah penting dalam pengembangan jaringan dan karena itu merupakan mekanisme pokok untuk mengerti apakah teknik rekayasa jaringan baru harus dikembangkan. Folikel gigi yang dipicu dengan tepat dapat berdiferensiasi menjadi garis keturunan semenoblas, osteoblas, atau ligamen periodontal. Tapi, faktor dan mekanisme apa yang meregulasi diferensiasi sel folikel masih belum didefinisikan.
Morsczeck et al. membuktikan bahwa sel induk folikel gigi manusia mampu berdiferensiasi menjadi jaringan periodontal secara in vivo, sedangkan Yokoi et al. menemukan bahwa sel induk folikel gigi yang diabadikan dan yang diisolasi dari benih gigi seri tikus punya kapasitas untuk menghasilkan jaringan periodontal secara in vivo.
Honda et al. (2010) melaporkan bahwa pola ekspresi gen sel induk folikel gigi konsisten dengan fibroblas PDL setelah dilakukan pembiakan pada matriks kolagen I. Juga, beberapa gen pokok, termasuk DLX3, faktor transkripsi ZBTB16, dan NR4A3, telah terlibat dalam peralihan dari status yang tidak berdiferensiasi ke garis keturunan diferensiasi. Mekanisme diferensiasi dari sel induk ke ligamen periodontal, semenoblas, dan osteoblas diharapkan bisa dijelaskan pada masa datang.
Jika sel-sel induk mesenkim digunakan dalam uji klinis, kita harus memastikan bahwa sel-sel itu mempertahankan karyotipe e normal untuk menghindari kemungkinan pembentukan tumor ganas setelah transplantasi. HDF1, HDF2, dan HDF3 sel yang berasal dari folikel gigi pada 15 bagian dianalisis untuk chromosomal G-banding oleh laboratorium pengujian komersial.
Mengagetkannya, karyotipe -kariotip dalam tiga garis sel induk folikel gigi yang diuji ternyata tidak normal. Penelitian-penelitian lain mengisolasi dan memperluas sel-sel induk mesenkim dari cairan ketuban trimester kedua untuk diagnosis prenatal. Kariotipe sel induk mesenkim dianalisis pada bagian keempat dan enam bagian dan tetap stabil secara genetis. Selain itu, sel induk mesenkim yang berasal dari jaringan gingiva menunjukkan karyotipe normal pada bagian 6 dan 16. Semua sel induk mesenkim punya jumlah kromosom diploid yang normal (2n, n = 23).
Namun, hasil dari kelompok penelitian lain tidak sesuai dengan harapan, mungkin karena ada perbedaan metodologi dalam metode isolasi (sel-sel induk mesenkim dibagi menjadi sel-sel tunggal dalam sebagian besar penelitian lainnya) dan area asal dari mana sel induk mesenkim diperoleh. Kita harus menentukan nomor bagian di mana kromosom sel induk folikel gigi menjadi abnormal.