Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Dasar menjahit luka bedah (1)

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Prinsip umum

Ada banyak ragam bahan bedah dan jarum bedah yang tersedia. Pilihan benang dan jarum ditentukan oleh lokasi penjahitan, ketebalan jaringan yang hendak dijahit di lokasi penjahitan, dan jumlah tegangan (tension) yang dikerahkan oleh luka bedah tersebut. Terlepas dari jahitan spesifik dan jarum yang dipilih, teknik dasar menjahit luka bedah sama saja.

Penempatan jahitan

Holder jarum digunakan untuk memegang jarum di bagian distal badan jarum. Lokasinya sekitar setengah sampai tiga perempat jarak dari ujung jarum, tergantung pada preferensi dokter yang melakukan bedah. Holder jarum dipegang kencang sampai tangkapan ratchet pertama. Kekencangan memegang jarum tidak boleh berlebihan karena bisa merusak jarum dan holder jarum. (Lihat gambar)

Penempatan jarum yang tidak pas pada holder jarum bisa membuat jarum jadi berubah bentuk, sulit menembus kulit, atau sudut masuk ke jaringan jadi tidak pas.

Holder jarum dipegang dengan menempatkan jempol dan jari pada loop (pesosok, lubang) dan menempatkan jari telunjuk pada titik tumpu holder jarum agar stabil. (Lihat gambar)

Alternatifnya, holder jarum bisa dipegang pada telapak tangan untuk meningkatkan ketangkasan. (Lihat gambar

Jaringan harus distabilkan agar memungkinkan penempatan jahitan. Bergantung pada preferensi dokter yang melakukan pembedahan, forsep bergerigi, forsep tidak bergerigi, atau skin hook bisa dipakai untuk memegangi jaringan dengan lembut. Trauma yang berlebihan pada jaringan yang dijahit harus dihindari untuk mengurangi kemungkinan strangulasi dan nekrosis jaringan.

Forsep diperlukan untuk memegang jarung ketika jarum keluar dari jaringan setelah menembus jaringan. Sebelum melepaskan holder jarum, memegang dan menstabilkan jarum itu penting. Manuver ini menurunkan risiko lepasnya jarum dalam dermis atau lemak subkutan. Manuver tersebut juga secara khusus penting jika dokter memakai jarum kecil di daerah belakang, di mana tusukan jarum besar perlu untuk menaksir jaringan dengan tepat.

Jarum harus selalu menembus kulit pada sudut 90°. Hal ini berguna untuk meminimalkan luka dari masuknya jarum dan meningkatkan eversi tepi kulit. Jarum hendaknya disisipkan 1-3 mm dari tepi luka, bergantung pada ketebalan kulit. Kedalaman dan sudut jahitan bergantung pada teknik penjahitan yang dipakai. Pada umumnya, dua sisi jahitan jadi bayangan dalam cermin, dan jarum harus keluar dari kulit tegak lurus dari permukaan kulit. (Bersambung)


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in