Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Definisi kedokteran mulut

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Kedokteran mulut adalah disiplin klinis dalam kedokteran yang  mencakup dua pokok bahasan sebagai berikut:

  • Diagnosis dan tata laksana medis penyakit mukosa mulut, rahang, dan kelenjar saliva (kelenjar air liur) 
  • Diagnosis dan tata laksana medis nyeri fasial dan penyakit sendi temporomandibula (TMJ). Perawatan gigi bagi pasien dengan komplikasi penyakit medis.

Lokakarya Kedokteran Mulut seDunia yang diselenggarakan pada tahun 1998 mendefinisikan kedokteran mulut sebagai berikut:

"Kedokteran mulut adalah area kompetensi khusus yang menaruh perhatian pada kesarasan  dan penyakit yang melibatkan struktur mulut dan struktur paraoral. Kedokteran mulut meliputi prinsip-prinsip kedokteran yang berkaitan dengan mulut serta riset di bidang biologi, patologi, dan lingkungan klinis. Kedokteran oral meliputi diagnosis dan tata laksana medis terhadap penyakit yang khusus berhubungan dengan jaringan orofasial dan tata laksana medis manifestasi penyakit sistemik dalam mulut. Lebih lanjut, kedokteran mulut meliputi tata laksana gangguan perilaku serta perawatan mulut dan gigi pasien yang menderita gangguan medis."

Meskipun ada dokter spesialis kedokteran mulut, namun dokter gigi harus punya kompetensi di bidang kedokteran mulut, khususnya prinsip-prinsip diagnosis dan kedokteran penyakit dalam karena berhubungan dengan kedokteran gigi umum dan kedokteran gigi spesialis.

Berdasarkan filosofi dan praktek, kedokteran gigi merupakan salah satu spesialisasi kedokteran. Oleh sebab itu, dokter gigi perlu mengerti latar belakang medis pasien sebelum memulai terapi gigi. Sebab, terapi gigi bisa gagal atau, pahit-pahitnya, terapi gigi bisa mengakibatkan morbiditas atau kematian pasien karena gangguan status kesarasan tubuh pasien yang telah berlangsung sebelum menerima perawatan gigi.

Pada masa sekarang, memulai perawatan gigi tidak lagi cukup hanya dengan mendapat "izin" dari dokter. Pada masa di mana banyak populasi lansia, terapi medis canggih, dan semakin banyak litigasi malpraktek seperti sekarang, sangatlah jelas bahwa dokter gigi bertanggung jawab atas hal-hal yang harus diketahuinya berdasarkan pendidikan dan pengalaman sebelum mulai merawat pasien.

Contohnya, dokter gigi mungkin memang tidak bertanggung jawab untuk mendengarkan dada pasien dan mendeteksi bising jantung. Tetapi, ia bertanggung jawab untuk memastikan dari pasien atau dokter pasien apakah bising jantung ada pada pasiennya. Ia juga bertanggung untuk menggunakan penilaiannya apakah perlu memberi pasien pramedikasi dengan antibiotik sebelum perawatan gigi ataukah tidak.

Dengan menyatakan bahwa pasien yang menderita penyakit rematik jantung perlu premedikasi untuk mencegah endokarditis "hanya jika gigi harus dicabut", dokter tidak membebaskan dokter gigi dari hukum apabila pasien yang diberi perawatan periodontal oleh dokter gigi mengalami endokarditis. Dokter gigi juga bertanggung jawab untuk mengetahui apakah pasien punya hipertensi. Satu-satunya cara pasti untuk mengetahui prakara itu adalah untuk mengukur tekanan darah pasien di ruang gigi. 

Interaksi antara profesional kesarasan perlu ditingkatkan agar dapat merencanakan perawatan kesarasan sebagai bagian dari perawatan kesarasan komprehensif bagi pasien. Interaksi semacam ini jelas semakin diperlukan pada jaman sekarang.

Dokter gigi harus mengenal dengan baik penggunaan pendekatan rasional untuk melakukan diagnosis, penilaian risiko kesarasan, dan perawatan kesarasan. Dokter gigi perlu berfungsi sebagai anggota dari suatu tim. Tidak ada yang memenuhi syarat lebih baik daripada dokter gigi yang terlatih dalam perawatan oral untuk mendiagnosa lesi oral dan nyeri fasial atau untuk berkonsultasi dan berinteraksi secara profesional dengan praktisi medis yang tepat di bidang keahlian masing-masing dalam perencanaan dan melaksanakan perawatan gigi bagi pasien yang mengalami gangguan medis.

 


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in