Dentine dysplasia
Dentin dysplasia adalah gangguan pembentukan dentin yang dicirikan oleh enamel normal tapi struktur dentin, perkembangan akar, dan morfologi pulpa yang tidak normal. Kelainan yang dikarnakan oleh kerusakan dentin yang bersifat menurun ini jarang terjadi.
Sejarah
Deskripsi pertama kelainan ini dilakukan oleh Ballschmiede dalam laporannya pada tahun 1920. Ia melaporkan tentang eksfoliasi gigi spontan pada tujuh orang anak dalam 1 keluarga dan menyebut fenomena ini "gigi kurang akar" (rootless tooth). Publikasi deskripsi pertama dilakukan oleh Rushton pada tahun 1939. Dalam publikasi ini, Rushton menyebut kelainan ini "dentin dysplasia". Nama kelainan menurut Rushton masih digunakan hingga kala ini.
Tipe
Dentin dysplasia terdiri dari dua tipe berdasarkan saran Witkop, yaitu:
- Dentin dysplasia tipe I (Dentin dysplasia radikular)
Dentin dysplasia tipe I adalah tipe radikular. Pada tipe radikular, akar gigi lebih pendek daripada akar gigi normal dan ruang pulpa hampir tidak ada. Selain pendek, bentuk akar itu juga tumpul dan berbentuk kerucut. Gigi goyang banget dan bisa cepat copot karena akarnya pendek. Ruang pulpa yang nyaris tidak ada itu digambarkan punya bentuk yang menyerupai bulan sabit pada gigi dewasa dan bahkan tidak ada pada gigi susu. - Dentin dysplasia tipe II (Dentin displaysia koronal)
Dentin dysplasia tipe II adalah tipe koronal. Dalam tipe koronal, pulpa diperbesar dan digambarkan punya bentuk yang menyerupai duri dalam gigi dewasa. Pada gigi susu, dentin dysplasia tipe koronal mirip Dentinogenesis Imperfecta tipe II. Gigi yang terkena kelainan ini berwarna kuning sawo (amber) dan kalsifikasi multipel intra pulpa. Ruang pulpa gigi anak-anak sama sekali tidak ada. Pada gigi dewasa, ruang pulpa berbentuk koronal.
Epidemiologi
Prevalensi dentin displasia tipe I adalah 1/ 100.000, sedangkan prevalensi dentin displasia tipe II tidak diketahui.
Etiology/ Penyebab
Dentin dysplasia dikarnakan oleh mutasi pada gen DSPP (4q21.3) yang mengkodekan sialofosfoprotein dan fosfoprotein dentin.
Perawatan dan Prognosis
Belum tersedia perawatan khusus bagi gigi yang mengalami kelainan ini. Opsi perawatan tersedia untuk kondisi ompong setelah gigi copot. Prognosis bergantung pada kejadian lesi periapikal yang memerlukan ekstraksi gigi dan pada kejadian eksfoliasi gigi dari peningkatan mobilitas gigi.
- doctor✚dentist
- Klinik Gigi & Implan Gigi Jakarta
- Layanan umum: (+62)21 2253 9385 (Pos Pengumben)Layanan umum: +622153654792 (Palmerah)
- Jl. Pos Pengumben No. 40c Jakarta Barat, Jakarta 11560 Indonesia
Jl. Palmerah Barat No. 108 Jakarta Barat, Jakarta 11480 Indonesia
Referensi
Rajendran. Shafer's Textbook of Oral Pathology (Edisi 6). India: Elsevier, 2009