Eksploitasi mulut oleh bakteri / mikroba
Ada beraneka ragam mikroba yang hidupnya numpang dalam mulut manusia. Mikroba tukang numpang ini pada mulanya tidak mengganggu mulut. Tapi, ketika jumlahnya sudah sangat banyak, maka mereka mulai berulah dengan maksud untuk menundukkan, menguasai, mengkoloni dan mengeksploitasi mulut manusia.
Wilayah yang berusaha ditaklukkan oleh mikroba biasanya meliputi lidah, permukaan gigi, dan mulut secara umum. Akumulasi bakteri mulut pada permukaan gigi adalah bentuk alami pertumbuhan biofilm pada manusia.
Biofilm pada permukaan gigi manusia dikenal dengan nama plak gigi. Ada beberapa kondisi dalam mulut inang yang menguntungkan perkembangbiakan mikroba, contohnya, kelembaban dan suhu. Biofilm sebetulnya tidak semulus itu tumbuh dan berkembangbiak. Ada juga faktor-faktor dari tubuh manusia yang menghambat pertumbuhan mikroba.
Penelitian menunjukkan, struktur organisasi biofilm gigi dipengaruhi oleh interaksi antara faktor yang menguntungkan dan yang merugikan mikroba. Contohnya, watak kimia substrat dan tipe permukaan di mana biofilm itu berkembang.
Di bidang kedokteran gigi, kegagalan restorasi pada umumnya dipertalikan dengan kombinasi antara faktor bakteri dan faktor fitur materi restorasi yang kurang tepat. Materi restorasi yang efisien punya nilai penting yang tinggi agar pemulihan fungsi pengunyahan dan fungsi estetika bisa berlangsung secara memadai.
Namun, materi-materi tersebut rentan terhadap pembentukan biofilm sehingga memengaruhi kesarasan mulut pasca restorasi. Dalam kondisi in vivo, permukaan kasar menarik lebih banyak biofilm daripada permukaan halus. Selain itu, masih ada variabel-variabel lain yang memengaruhi adhesi bakteri ke materi itu.
Penyakit yang paling banyak ditemukan dalam mulut manusia adalah penyakit karies gigi. Penyakit ini dianggap sebagai penyakit kronis yang kompleks, berkaitan dengan banyak faktor, dan bergantung pada biofilm kariogenik. Lesi karies perlu waktu yang cukup lama untuk berkembang. Tapi lesi karies tahap permulaan terbentuk dengan cepat dan mudah dalam waktu tiga hari jikan kondisi kebersihan mulut buruk dan ada sukrosa.
Jadi, selama ada biofilm kariogenik dari mikroba yang menempel ke permukaan gigi, maka besar kemungkinan lesi karies bakal ditemukan pada gigi tersebut. Pertumbuhan bakteri mulut pada permukaan gigi memerlukan strategi adhesi karena ada aliran konstan sekresi dari si pemilik mulut, misalnya air liur. Sekresi ini dapat mengganggu kemampuan sel planktonik (bakteri yang tidak melekat). Dampak dari prakara ini adalah terbentuknya biofilm oral yang tidak homogen dan biofilm itu mengandung beberapa spesies bakteri.