Epitelium gingiva
Lanjutan dari gingiva interdental
Aspek umum biologi epitel gingiva
Dulu, sejarahnya, kompartemen epitel dianggap hanya memberi penghalang fisik dari infeksi dan menyediakan perlekatan gingiva di bagian dasar. Namun, sekarang kita percaya bahwa sel-sel epitel memainkan peran aktif dalam pertahanan inang bawaan dengan merespon bakteri secara interaktif. Artinya, epitelium berpartisipasi aktif dalam merespon infeksi, memberi sinyal reaksi inang lebih jauh, dan mengintegrasikan respon imun bawaan dan respon imun perolehan. Misalnya, sel-sel epitel bisa merespon bakteri dengan meningkatkan proliferasi, perubahan kejadian pemberian sinyal sel, perubahan-perubahan dalam diferensiasi, kematian sel, dan perubaan homeostasis jaringan. Untuk mengerti perspektif baru tentang respon pertahaan bawaan epitel dan peran epitel dalam kesarasan gingiva dan penyakit gingiva, kita perlu mengerti struktur dasar dan fungsinya. (Lihat kotak 1-1.)
Teknik immunohistochemistry, gel electrophoresis, dan immunoblo memungkinkan identifikasi pola karateristik sitokeratin dalam setiap tipe epitel. Protein-protein keratin terdiri dari subunit polipeptida yang berbeda-beda yang dicirikan dengan titik isoelektrik dan berat molekuler. Protein-protein tersebut dinomori secara berurutan, berlawanan dengan berat molekularnya. Pada umumnya, sel-sel bsal mulai mensintesa keratin berbbot molekuler yang rendah (misalnya, K19 [40 kD]), dan mengekspresikan keratin-keratin lin yang berbobot molekuler tinggi selama bermigrasi ke permukaan. Polipeptida keratin K1 (68 kD) adalah komponen utama stratum corneum.
Protein-proteilain yang tidak berkaitan dengan keratin disintesa selama proses pendewasaan. Yang paling luas diteliti adalah keratolinin, involucrin, dan filaggrin. Keratolinin dan involucrin adalah pendahulu untuk struktur dengan resistensi kimia (amplop) yang berada di bawah membran sel. Filagrin punya pendahulu yang masuk ke dalam granula keratohyalin. Saat transisi mendadak ke lapisan tanduk, granula keratohyalin menghilang dan filaggrin muncul. Ini membentuk matriks sel epitel yang paling terdiferensiasi, yaitu korneosit.
Jadi, pada keadaan yang telah berdiferensiasi penuh, korneosit terutama dientuk oleh bundel tonofilamen keratin yang dilekatkan ke matriks amorf filaggrin dan dikelilingi oleh amplop resisten di bawah membran sel. Pola-pola imunohistokimia aneka tipe keratin, protein amplop, dan filagrin berubah di bawah stimulus normal dan stimulus patologis yang memodifikasi proses keratinisasi. Berlanjut ke desmosom dan interkoneksi keratinosit.