Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Hemostasis

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Hemostasis adalah proses fisiologis yang menghentikan darah di lokasi cedera sementara tetap mempertahankan aliran darah normal di bagian lain yang tidak cedera. Darah yang keluar dihentikan dengan pembentukan sumbat hemostatik (hemostatic plug).

Komponen utama hemostasis

Ada 2 komponen utama hemostasis, yaitu hemostasis primer dan hemostasis sekunder.

A. Hemostasis primer

Hemostasis primer merujuk ke agregasi platelet dan pembentukan sumbat platelet. Platelet diaktifkan dalam proses multifaset dan, akibatnya, platelet-platelet itu saling menempel satu sama lain dan juga melekat ke luka sehingga menutup luka.

B. Hemostasis sekunder

Hemostasis sekunder merujuk ke deposisi fibrin yang tak larut. Ini dihasilkan oleh kaskad koagulasi proteolitik. Fibrin tersebut membentuk jaring yang bergabung dengan sumbat platelet dan melingkupi sumbat platelet. Jaring ini memperkuat dan menstabilkan gumpalan darah.

3 langkah hemostasis

Tiga langkah utama hemostasis
Tiga langkah utama hemostasis

Hemostasis terdiri dari 3 langkah utama, yaitu:

  1. Vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) atau spasme vaskular (kejang pembuluh darah).
    Respon pertama pembuluh darah pada luka adalah endotelium vaskular mengontrol otot polos pembuluh darah agar secara refleks mengejang (spasme) sehingga pembuluh darah menyempit dengan sendirinya. Penyempitan pembuluh darah mengurangi aliran darah yang keluar dari luka itu. Seberapa banyak darah yang keluar dipengaruhi oleh radius pembuluh darah. Karena itu penting untuk menekan luka. 
    Selanjutnya, kolagen muncul pada luka. Kolagen meningkatkan platelet yang melekat pada luka. Platelet pada luka tersebut melepaskan granula sitoplasma yang mengandung serotonim, ADP, dan thromboxane yang meningkatkan vasokonstriksi. 
  2. Menutup sementara luka dengan membentuk sumbat platelet
    Platelet melekat pada endotelium yang rusak dan membentuk sumbat platelet (hemostasis primer). Lalu, platelet itu mengalami degranulasi. Sumbat platelet ini menutup sementara dinding pembuluh darah yang rusak agar pendarahan berhenti.

    Pembentukan sumbat platelet diaktifkan oleh glikoprotein yang disebut vWF (Von Willebrand factor) yang ada dalam plasma darah. Setelah diaktifkan, platelet itu jadi lengket sehingga platelet-platelet itu saling lengket satu sama lain dan jadi semacam lem yang melekat ke luka. 

    Ada sejumlah protein yang tidak aktif dalam darah. Protein ini dikenal sebagai faktor penggumpalan darah (clotting factor). Faktor ini mulai membentuk clot (gumpalan darah) dan fibrin. Jala fibrin (fibrin mesh) lalu diproduksi di sekitar sumbat platelet yang membantu fibrin agar tetap di tempatnya. Lalu, sel-sel darah merah dan putih terperangkap dalam jala fibrin itu dan memperkuat clot.

  3. Koagulasi darah 
    Koagulasi atau pembekuan darah menggunakan benang fibrin yang bertindak sebagai lem untuk platelet. Selama jaring fibrin mulai terbentuk, darah juga diubah dari bentuk encer jadi bentuk gel. Ini terjadi berkat keterlibatan clotting factor dan pro-koagulant.
    Proses koagulasi berguna untuk menutup luka dan mempertahankan sumbat platelet pada luka yang besar. Pelepasan protrombin juga penting untuk proses koagulasi. Tahap ini memaksa sel-sel darah dan platelet tetap terperangkap dalam area luka.

Hemostasis tentu saja sangat penting dalam perawatan implant dan normalnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. 

 

Referensi

https://www.hemostasis.com/hemostasis/; akses 29 November 2016.

Andrew J. Gale. Current Understanding of Hemostasis. Toxicol Pathol. 2011; 39(1): 273–280.


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in