Interaksi jaringan dengan implant gigi
Implan gigi punya kemampuan untuk dapat menahan beban dalam mulut karena mengunci secara mekanis dan secara biologis ke dalam tulang rahang. Penguncian mekanik bukan bergantung pada bahan implan. Implan gigi tertambat dalam tulang seperti jangkar tertambat. Untuk implant gigi dengan bentuk seperti sekrup, beban aksial ditransmisikan ke tulang melalui ulirannya. Faktor-faktor yang memengaruhi penguncian mekanis berkaitan dengan bentuk implan, ketidakteraturan dan kekasaran permukaan, lubang dan alur, uliran sekrup dan jumlah uliran.
Selain penguncian mekanik, implant dipegang oleh tulang dengan pengunjian biologis melalui oseointegrasi. Oseointegrasi didefinisikan sebagai fenomena dimana kontak intim antara tulang dan biomateri terjadi pada level mikroskopis optis. Hal ini memungkinkan implant mengganti organ yang menanggung beban sehingga memulihkan bentuk dan fungsinya. Dalam kasus implant yang telah berpadu dengan tulang tanpa kapsul fibrosa, hasil-hasil mikroskopis beresolusi tinggi menunjukkan zona interfasial afibrilar pada antarmuka tulang-implan.
Jaringan yang telah mengalami mineralisasi tidak langsung bersentuhan dengan biomateri. Lapisan interfasial kaya dengan protein non-kolagen serta plasma protein tertentu. Antarmuka titanium - tulang baru punya lapisan tipis yang mengandung proteoglikan dan glikoprotein. Zona interfasial ini menyediakan mekanisme untuk pengikatan antara jaringan keras dan cp Ti.
Interaksi seluler pada permukaan implant cp Ti terjadi melalui daya-daya lemah dari ikatan van der Waals dan ikatan hidrogen. Ikatan van der Waals menunjukkan energi pengikatan hanya 10 kcal/ mol karena dipol elektrik molekuler. Ikatan hidrogen punya energi 1.10 kcal/ mol. Daya-daya ikatan yang kuat, baik itu ikatan kovalen maupun ikatan ionik, dengan energi 10-1oo kcal/ mol, bergantung pada karakteristik mikrostruktural permukaan pada skala atom. Koneksi ini terjadi pada cacat seperti kation, anion, dan ketidakmurnian atom.
Penempatan implan gigi menghasilkan kebocoran darah, homeostasis dan pembentukan gumpalan darah fibrin pada antarmuka tulang-implan. Sel-sel pertama yang tampak pada permukaan biomateri selama kontak darah (adsorpsi), koagulasi, dan fase fibrinolitik adalah sel-sel darah, yaitu platelet, monosit, dan granulosit polimorfonuklir yang diikuti dengan eritrosit. Segera setelah penyisipan implan gigi dalam alveolus bedah, reaksi terjadi dengan jaringan inang.