Kadar anti-mikroba yang efektif dan aman
Bakteri mulut bisa melekat ke banyak materi restorasi, seperti amalgam, emas, keramik, resin komposit, dan GIC. Untuk mencapai kesuksesan pengisian gigi dalam jangka panjang, ada banyak ketentuan yang diperlukan, antara lain, kemampuan profesional untuk memanipulasi dan memoles bahan-bahan ini.
Tapi, beberapa pertimbangan bergantung pada karakteristik fisika, kimia, dan biologi yang dipunyai bahan dental yang dipakai. Kekasaran permukaan tidak berfokus pada ulasan ini, melainkan bisa dipengaruhi oleh salingpengaruh antara kemampuan profesional dan fitur-fitur bahan dental.
Para peneliti telah mengusulkan penggabungan 5, 10, 15 sampai 30% senyawa atau substansi anti-mikroba ke dalam bahan dental. Semakin banyak jumlah agen anti-mikroba, semakin tinggi risiko untuk kehilangan fitur penting dalam restorasi gigi, seperti biokompatibilitas dan resistensi. Pertanyaan kemudian adalah berapa banyak jumlah yang diperlukan agar aman dan agar memadai? Literatur menyarankan 1,5% sudah bisa efektif asalkan anti-mikroba itu cukup kuat. Anti-mikroba lebih kuat lagi bisa diberikan hanya 1% saja dan hasilnya sudah bisa optimal.
Gambar tersebut di atas menunjukkan dilema yang berkaitan dengan interferensi substansi "ekstra" yang digabungkan ke dalam materi dental dan batasan untuk fitur penting materi dental yang hilang.
Suatu laporan yang menarik menunjukkan bahwa penggabungan 1% klorhexidin (CHX) diasetat dalam GIC adalah kadar yang optimal untuk penggunaan klinis. Hal ini valid dari segi aktivitas anti-mikroba, pola pelepasan CHX, properti fisik, dan kemampuan mengikat permukaan gigi. Informasi bernilai tambahan adalah simpulan bahwa penggabungan CHX diasetat pada 2% atau lebih dari persentase partisipasi secara signifikan menurunkan kekuatan kompresi dan berpengaruh merusak kekuatan ikatan dentin.
Sejumlah pengamatan menunjukkan bahwa beberapa bahan dental (antara lain bahan emas dan paduan logam lain dengan emas) dapat secara natural mematikan bakteri dalam biofilm yang melekat. Semen ionomer kaca (GIC) diakui dapat melepaskan ion-ion fluorida yang bisa memodulasi pembentukan biofilm. Poinnya adalah bahwa prakara ini tidak cukup karena GIC mengurangi kemampuannya untuk melepaskan fluorida dalam waktu yang singkat. Jadi, diharapkan, restorasi dental dengan properti antimikroba bisa memperluas potensi untuk menghambat pembentukan biofilm dalam jangka panjang.