Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Kapasitas diferensiasi sel induk folikel gigi

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Ada penelitian lain yang memeriksa kapasitas diferensiasi sel induk folikel gigi selama perkembangan akar dini. Dalam kondisi kultur yang spesifik, sel-sel ini berdiferensiasi menuju tipe sel multipel yang diturunkan dari sel induk mesenkim, seperti osteoblas, kondrosit, dan adiposit. Sel induk folikel gigi manusia didapati punya kapasitas diferensiasi osteogenik, tapi tidak ada diferensiasi adiposa yang terdeteksi.

Namun, dalam penelitian itu, periode observasi setelah induksi hanya 14 hari. Periode itu bisa lebih singkat daripada periode induksi. Diferensiasi kondrogenik juga terdeteksi.

Hasil-hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa sel induk mesenkim ada dalam folikel gigi. Akan tetapi, ada perbedaan-perbedaan dalam prakara kapasitas diferensiasi antar spesies dan tahap perkembangan (misalnya, tahap pembentukan mahkota atau tahap pembentukan akar).

Untuk menjelaskan potensi diferensiasi multipel yang jelas dipunyai oleh sel induk folikel gigi, kemampuan diferensiasi populasi sel homogen yang berasal dari satu sel tunggal perlu diperjelas. Penelitian-penelitan tentang manusia dengan menggunakan sel-sel klon dari folikel gigi bisa menjelaskan adanya kesenjangan dalam hasil-hasil penelitian sebelumnya.

Tim peneliti Honda et al. (2010) merancang eksperimen untuk memeriksa kapasitas diferensiasi sel induk folikel gigi memakai ekspansi klon dengan membatasi dilusi. Mereka mendapat 12 populasi sel yang berasal dari sel tunggal yang membentuk CFU-F in vitro. Setiap populasi sel klon menampilkan secara seragam satu dari tiga morfologi yang pilah di bawah mikroskop fase kontras. Mereka menyebutnya HDF1, HDF2, dan HDF3.

Dalam kondisi kultur jaringan, hanya HDF2 saja yang berbentuk gelendong dan punya proses kecil, konsisten dengan sel-sel ligamen periodontal dan sel-sel yang berasal dari sumsum tulang. Jenis-jenis sel lain punya morfologi poligonal, dan sel-sel HDF1 punya ukuran yang lebih kecil daripada sel-sel HDF3.

Menurut penelitian yang tim tersebut lakukan, ukuran sel berkaitan dengan siklus sel, perkembangbiakan sel , dan diferensiasi sel. Sel yang lebih kecil lebih cenderung punya properti sel induk, sedangkan sel yang lebih besar lebih cenderung untuk berdiferensiasi. Pola ekspresi gen pada semua HDF juga berbeda-beda menurut analisis RT-PCR mereka.


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in