Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Kegagalan implant gigi

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Perawatan implan gigi adalah perawatan yang dianggap paling bagus dari sisi estetika dan fungsi bila dibandingkan dengan gigi palsu biasa. Tapi, perawatan ini tidak selalu sukses. 

Ada dua macem kegagalan dalam perawatan implan, yaitu kegagalan implan yang terjadi di purwa dan di akhir. Setiap macem kegagalan ini punya karakteristiknya masing-masing. Untuk meminimalkan kegagalan ini, kita perlu sekali untuk memahami patogenesis dan faktor-faktor risiko, mendeskripsikan tanda dan gejala, dan mengklarifikasi implikasi klinis kegagalan tersebut di masa depan.

A. Karakteristik kegagalan implant awal

Kegagalan implant purwa terjadi sebelum pemasangan abutmen atau pada kala abutmen dipasang. Implan disebut gagal bila oseointegrasi gagal, misalnya, karena gangguan selama proses penyembuhan.

Kegagalan implant purwa dicirikan dengan:

  1. kapsul jaringan ikat yang membungkus implan. 
    Kapsul ini terbentuk ketika regenerasi tulang tidak terjadi. Setelah cedera, fibroblas dan sel-sel endotel vaskular berkembang biak, jaringan granulasi terbentuk. Migrasi fibroblas ke lokasi cedera dan perkembanganbiakan itu dipicu oleh sitokin. Selama proses terus berjalan, jumlah sel-sel endotel dan fibroblas menurun. Fibroblas melepaskan matriks ekstraseluler (ECM, Extracellular Matrix). Akhirnya, rangka jaringan granulasi disubstitusi oleh kolagen padat, fragmen jaringan elastis, dan komponen-komponen matriks estraseluler lain. Proses oseointegrasi malah tidak berlangsung.
  2. Banyak sekali sel inflamasi
    kapsul jaringan lunak yang disusupi oleh banyak sekali sel inflamasi.
  3. Ketiadaan tulang baru
    Tulang di sekitar implant tidak beregenerasi dan menghasilkan tulang baru yang menempel pada implan.
  4. tulang baru terlihat tidak menempel atau terlepas dari permukaan implan
    Antarmuka heterogen dengan area jaringan ikat yang sangat tervaskularisasi dan tulang baru yang tidak berpadu dengan implan menunjukkan bahwa derajat oseointegrasi yang telah dicapai tidak akan cukup kuat untuk menahan beban.

Kegagalan implant purwa berhubungan dengan:

  • Penciutan tulang yang masih sedikit
  • Lebih banyak terjadi pada perempuan daripada laki-laki
  • Lebih banyak terjadi pada pasien berusia mudai
  • Implan untuk menopang mahkota tunggal
  • Kegagalan rata-rata 1 implant per pasien
  • Genetika
    Polimorfisme gen adalah satu mekanisme di mana individu dapat menunjukkan variasi dalam kisaran yang dianggap normal. Polimorfisme dalam gen-gen pasien berkaitan dengan hipersekresi beberapa macem sitokin kala tubuh terpapar mikroba. Penelitian di Brasil menunjukkan polimorfisme gen IL-6125, IL- 4126, dan MMP-1127 yang berkaitan dengan kerentanan terhadap periodontitis kronis. Karena periodontitis berkaitan dengan kegagalan implan, maka polimorfisme gen tersebut berkaitan dengan kegagalan implant akhir.

 

B. Karakteristik kegagalan implant akhir

Kegagalan implant purna terjadi setelah pemberian beban oklusal. Kegagalan ini dikarnakan kegagalan untuk mempertahankan oseointegrasi yang sudah jadi, misalnya karena merokok dan kurang menjaga kebersihan mulut. 

Kegagalan implant purna berkaitan dengan:

  • resorbsi / penciutan tulang tingkat sedang hingga parah
  • memasang terlalu banyak implant secara bersamaan pada satu pasien
  • lebih banyak terjadi pada laki-laki
  • umumnya terjadi pada bagian posterior
  • masalah medis yang lebih banyak

Penyebab utama kegagalan purna ini adalah peri-implantitis, pembebanan berlebihan, fraktur implan, kontaminasi, dan trauma oklusal.


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in