Kegunaan gigi di bidang lain
Gigi berlubang adalah penyakit menular. Ada beberapa orang yang berpikir, gigi berlubang bukan penyakit menular. Malah ada pula orang yang berpikir, gigi membusuk terjadi dengan sendirinya. Sebetulnya, gigi berlubang terjadi karena bakteri. Bakteri menyebar dari satu orang ke orang lain. Misalnya, ciuman mulut dengan mulut bisa membuat bakteri dari seseorang berpindah ke orang lain melalui air liur.
Gigi berlubang relative lebih mudah teramati pada relik-relik tubuh manusia yang diambil dari ekskavasi arkeologis. Contohnya, gigi pada tengkorak manusia purba dari era ribuan tahun sebelum Masehi. Relik tubuh manusia purba ini membuktikan penyakit gigi berlubang telah berlangsung selama ribuan tahun menyerang manusia.
Karena lesi berkembang dalam waktu yang lama dan tidak mematikan, maka lesi yang dipresentasikan pada kala kematian tetap dikenali tanpa batas waktu. Bersamaan dengan data arkeologi dan ekologi lainnya, peneliti lesi itu punya kemungkinan untuk menyimpulkan macem makanan yang dikonsumsi populasi tertentu, teknologi pengolahan makanan yang dipakai. frekuensi konsumsi relatif, dan cara makanan dibagi di antara kelompok, demikian menurut pemikiran Hillson (2001, 2008), Larsen (1997) dan Rodríguez (2003).
Mengingat ketersediaan data yang ada pada masa sekarang dari hasil ekskavasi, kita tahu bahwa tingkat karies tertinggi, distribusi lubang gigi, dan profil tingkat keparahan yang diamati pada masa sekarang ini merupakan hasil dari proses perubahan makanan yang kompleks.
Proses tersebut punya keterkaitan langsung dengan perkembangan peradaban. Dampaknya, pola karies kala ini tidak diamati pada populasi masa lalu, sebaliknya, karies-karies itu menunjukkan variabilitas yang tinggi sepanjang waktu dan ruang yang sesuai dengan berbagai strategi subsisten, peraturan budaya tertentu, dan proses historis tertentu.
Beberapa petunjuk yang tersedia digunakan untuk mencatat sejarah gigi berlubang. Prevalensi karies, didefinisikan sebagai jumlah individu pada populasi yang terkena karies dalam rentang waktu tertentu. Frekuensi karies didefinisikan sebagai jumlah gigi yang terkena karies. Frekwensi karier dibagi dengan jumlah soket yang diamati (soket gigi / gigi) pada individu atau populasi. Indeks karies dicatat dengan Decay Missing Filling Index disesuaikan dengan sampel fragmen (Duyar & Erdal, 2003; Lukacs, 1992; Medronho et al., 2009; Pezo, 2010; Saunders et al., 1997).