Keterbasahan implant
Keterbasahan permukaan implan gigi memengaruhi derajat kontak implant dengan lingkungan fisiologis. Permukaan implant yang sangat hidrofilia terlihat lebih menguntungkan daripada permukaan yang hidrofobia bila menimbang interaksi implant dengan cairan biologis, sel, dan jaringan dalam tubuh manusia. Pelembaban sepenuhnya dan distribusi cairan pada permukaan implant mengindikasikan energi permukaan yang tinggi, biokompatibilitas, dan hidrofilisitas bahan implan.
Pengukuran sudut kontak cairan jadi salah satu cara untuk mengkuantifikasi energi bebas permukaan solid implant atau kemampuan cairan untuk membasahi materi padat. Ketika sudut kontak lebih besar daripada 90 derajat, permukaan jadi hidrofobia. Jika sudut kontak lebih kecil daripada 90 derajat, permukaan jadi hidrofilia.
Ketika tetes cairan kontak dengan permukaan padat, ada interaksi antara atom cairan, materi padat, dan udara sekitar. Interaksi ini teramati dalam bentuk daya tarik antara atom-atom tiga materi tersebut. Semakin besar interaksi antara permukaan dan cairan, semakin besar pula peleberan tetes cairan.
Penelitian Baier dan Meyer pada tahun 1988 menghubungkan tegangan permukaan kritis antara implant dan biokompatibilitas. Menurut penelitian mereka, materi dengan energi bebas permukaan yang tinggi mengadsorbsi dengan lebih mudah dan punya lebih banyak lokasi yang menguntungkan untuk terjadinya hubungan implan dengan sel. Aturan umumnya adalah materi dengan tegangan permukaan antara 20 sampai 30 dynes/cm ² menunjukkan adesi yang rendah dan materi dengan tegangan permukaan di atas kisaran tersebut memberi hasil oseointegrasi yang lebih baik.
Baier & Meier mengamati efek energi permukaan titanium pada bioaktivitas dan menemukan bahwa ketebalan protein yang terbentuk pada permukaan implant setelah 10 hari penyebaran bergantung pada energi permukaan.
Pengamatan histologi dilakukan pada implant dengan energi permukaan yang tinggi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa permukaan tersebut punya lapisan protein dengan ketebalan yang lebih besar dibandingkan dengan permukaan yang berenergi rendah. Aktivitas seluler berbeda-beda bergantung pada energi permukaannya.
Ketika implant dengan energi permukaan yang rendah dipisahkan secara mekanis dari jaringan kapsul dan dianalisis di bawah mikroskop, ditemukan jaringan lunak yang ada pada umumnya permukaan. Di samping itu teramati pula bahwa jaringan inang yang kontak dengan implant yang energi permukaannya rendah punya sel dengan tampilan globular, hampir bulat, sehingga dengan mudah dipisahkan. Tampilan globular sel-sel fibroblas ini berkaitan dengan pertumbuhan sel yang buruk tapi tidak berkaitan dengan aktivitas normal fibroblas dalam proses penyembuhan.
Elias et al. menganalisis pengaruh perlakuan permukaan implan gigi pada sudut kontak dan pada torsi pelepasan implan. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa perlakuan permukaan mengubah keterbasahan permukaan. Implan dengan permukaan yang diberi perlakuan menunjukkan kekasaran yang lebih besar, koefisien friksi yang lebih tinggi, sudut kontak yang lebih rendah, dan menuntut torsi insersi yang lebih besar dibandingkan implant yang diproses dengan mesin.
Sudut kontak NaCL dengan permukaan anodisi punya nilai yang paling kecil. Tidak ada perbedaan statistik yang signifikan pada sudut kontak antara darah dan permukaan titanium kecuali antara darah dan permukaan anodisi.