Kesuksesan untuk mendapatkan pemasangan implant yang estetis bergantung pada seberapa banyak jaringan yang telah hilang sebelum implan dipasang. Semakin banyak tulang dan jaringan lunak yang hilang sebelum implant dipasangn, maka semakin tinggi tingkat kesulitan yang dihadapi dokter gigi untuk mencapai hasil estetis yang diharapkan oleh pasien dan dokter. 

Menanam implant tunggal punya kemungkinan sukses yang tinggi karena gigi di kanan dan kirinya bisa menyediakan sub-struktur yang diperlukan oleh dokter gigi untuk melakukan pemulihan/ restorasi arsitektur gusi dan papila agar serupa dengan kondisi aslinya. Tingkat kesulitan akan meningkat pada penanaman banyak implant di daerah estetis, terutama ketika hanya tersisa sedikit struktur tiga dimensi jaringan keras dan jaringan lunak di tempat implan akan ditanam.

Pasien yang mengalami kekurangan struktur penopang implant dalam jumlah yang tidak terlalu parah masih bisa ditolong dengan pembesaran/ augmentasi tulang. Apabila prosedur augmentasi tulang sukses, maka akan tersedia struktur yang cukup bagi dokter untuk menanam implant pada mulut pasien. Augmentasi tulang yang sukses memberi pasien peluang untuk memperoleh hasil perawatan implan gigi yang estetis sesuai keinginannya.

Penelitian-penelitian di bidang pemasaran menunjukkan bahwa salah satu alasan utama dokter gigi menggunakan implan gigi untuk merawat pasien adalah alasan estetika (keindahan). Memperoleh hasil perawatan yang estetis menggunakan restorasi implant jelas sangat menantang dibandingkan restorasi menggunakan mode lain seperti gigi palsu lepasan atau cekat. Diagnosis dan perencanaan perawatan harus betul-betul teliti dan cermat guna memperoleh hasil yang bagus.

Hasil estetis perawatan implan gigi didasarkan pada banyak faktor, termasuk desain implant yang pas dengan pasien, karakteristik permukaan, tipe abutment, dan lama waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan data, mendiagnosis dan merencanakan implant yang menguntungkan pasien dari segi fungsi dan estetika. (Bersambung)