Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Obat depresi berkaitan dengan kegagalan implant

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Penelitian terbaru di bidang implan gigi oleh Universitas McGill menemukan bahwa prosedur implant bisa menghasilkan kegagalan pada pasien yang mengkonsumsi obat-obatan anti-depresan, seperti Celexa, Paxil, Lexapro, Prozac, and Zoloft. Para peneliti dari universitas tersebut menyarankan, SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) dapat mengurangi pembentukan tulang. Ini bisa menyebabkan komplikasi proses oseointegrasi. Akibatnya, proses oseointegrasi jadi terganggu dan gangguan pada proses oseointegrasi ini bisa menyebabkan kegagalan implan.

Anti-depresan telah diakui luas di seluruh jagat bisa meningkatkan risiko fraktur tulang dan menurunkan pembentukan tulang. Hal ini menyebabkan tim peneliti universitas itu ingin meneliti pengaruhnya pda implant gigi, demikian disampaikan oleh Profesor Faleh Tamimi, pemimpin penelitian itu. Tim tersebut terkejut karena efek negatif SSRI pada implan gigi sangat kuat.

Para peneliti mengevaluasi rekam medik selama enam tahun (2007-2013) dan melakukan tindak lanjut pada pasien antara tiga bulan dan lima tahun setelah pemasangan implan. Hubungan antara kegagalan implant dan SSRI sebanding dengan kegagalan yang terkait dengan merokok.

Hasil dari 916 implan gigi yang dilakukan pada 490 pasien adalah sebagai berikut:

  1. Pasien yang mendapat SSRI
    Jumlah pasien: 439
    Jumlah implan: 822
    Implan sukses: 784
    Implan gagal: 38
    Tingkat kegagalan implan: 4,62%

  2. Pasien yang tidak mendapat SSRI
    Jumlah pasien: 51
    Jumlah implan: 94
    Implan sukses: 84
    Implan gagal: 10
    Tingkat kegagalan implan: 10,64%

Kegagalan implan biasanya dikarnakan oleh kegagalan oseointegrasi, peri-implantitis, pembebanan mekanis yang berlebihan (Esposito et al., 1998) atau kombinasi di antara hal-hal tersebut (Tonetti dan Schmid, 1994).

Penyebab utama kegagalan implant oleh SSRI mungkin berkaitan dengan perkara dalam pembebanan mekanis implan. Hal ini bersesuaian dengan penelitian Sibilia et al. (2013) bahwa serotonim berperan penting dalam respon anabolik tulang terhadap pembebanan mekanis. Penelitian tersebut mengindikasikan bahwa SSRI bisa menyebabkan kehilangan massa tulang dengan menghambat proses pemodelan ulang tulang yang dipicu oleh pembebanan mekanis. SSRI juga bisa menyebabkan kerusakan pemodelan ulang tulang di sekitar implant gigi, meskipun prakara ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

Riset baru tentang SSRI ini bisa mengindikasikan bahwa pasien yang sedang minum obat anti-depresan perlu dipantau lebih ketat selama proses penyembuhan. Alternatif lainnya, pasien dan dokter perlu mempertimbangkan opsi restorasi lainnya sampai obat anti-depresan tidak lagi diperlukannya.

Sayangnya, penelitian ini tidak menilai beberapa faktor yang lain, seperti: kurangnya informasi tentang tingkat keparahan depresi, tingkat kebersihan mulut pasien, dosis obat depresi, dan masa perawatan depresi.

Hasil sekunder

Hasil-hasil sekunder adalah bahwa diameter implant yang kecil (≤4 mm; p = 0,02) dan merokok (p = 0,01) juga tampak berkaitan dengan risiko kegagalan yang lebih tinggi. 

Referensi

Esposito M, Hirsch JM,, Lekholm U, Thomsen P(1998). Biological factors contributing to failures of osseointegrated oral implants (II): etiopathogenesis. Eur J Oral Sci 106:721-764.

Sibilia VPagani FDieci EMrak EMarchese MZarattini Get al. (2013).Dietary tryptophan manipulation reveals a central role for serotonin in the anabolic response of appendicular skeleton to physical activity in rats. Endocrine 44:790-802.

Tonetti MSSchmid (1994). Pathogenesis of implant failures. Periodontol 20004:127-138


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in