Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Paleopatologi gigi dan mulut

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Riset bioantropologi yang dilakukan dalam beberapa tahun belakangan ini telah memberi penekanan yang serius pada penelitian tentang hubungan antar penyakit dengan fenomena sosial dan lingkungan. Riset-riset tersebut meningkatkan pengertian kita tentang adanya hubungan yang kuat antara gaya hidup manusia dan kondisi sepanjang sejarah manusia (Cohen & Armelagos, 1984; Katzenberg & Saunders, 2008; Larsen, 1997).

Bioantropologi dulunya dikenal dengan nama antropologi fisik. Bioantropologi adalah disiplin pengetahuan yang menyediakan informasi terpadu tentang gaya hidup populasi manusia di masa lalu dengan hubungannya dengan lingkungan melalui studi terhadap peninggalan mereka. Di Amerika Utara, bioantropologi dikenal sebagai bioarkeologi.

Karena penyakit-penyakit menular dihasilkan dari interaksi antara inang dan agen penyakit yang demodulasi oleh lingkungan ekologi dan lingkungan kultural, maka penelitian komparatif tentang prevalensi historis penyakit dalam populasi manusia di masa lalu bisa memberi informasi yang penting tentang faktor-faktor etiologinya yang terkait.

Paleopatologi memberi perhatian spesial pada penelitian tentang penyakit-penyakit dental yang sudah ada dari era purba, misalnya, karies gigi atau gigi berlubang. Pada umumnya, bioantropologi berkutat dengan penelitian yang berkaitan dengan penyakit, tanda-tanda dan faktor-faktor penentu yang berada di bawah label Paleopatologi. Paleopatologi itu sendiri adalah suatu bidang sains yang mempelajari tentang penyakit-penyakit dalam kawula kuno melalui relik manusia, seni, dan teks-teks purbakala, jika ada.

Bidang sains spesifik tentang penyakit oral selama era purbakala disebut paleopatologi oral dan dental, demikian saran Campillo (2001) dan Waldron (2009).

Fitur-fitur fisik gigi cenderung bertahan dari kerusakan dan kondisi tafonomis (kondisi perubahan dari biosfer jadi litosfer). Hal ini tentu saja dapat dimengerti karena gigi itu keras, bahkan lebih keras daripada jaringan keras (tulang) dan jaring lunak. Gigi dari relik-relik manusia kuno bisa jadi unsur yang sangat bernilai untuk diteliti karena bisa menyingkap makanan individu tersebut dan faktor-faktor sosial dan kultural yang berkaitan dengannya dari perspektif populasi. Menarik kan? Gigi masih punya kegunaan setelah ribuan tahuan si pemilik gigi itu meninggal dunia.


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in