Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Panas memengaruhi kesuksesan implant gigi

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Kesuksesan implant gigi dalam bidang kedokteran gigi implan diketahui bergantung pada beberapa parameter yang bisa ditingkatkan dengan mempertimbangkan kriteria biologis dan mekanis. Untuk menjelaskan mekanisme mikro yang terlibat dalam proses osteointegrasi, kita perlu mengetahui tentang konsep-konsep biologifisiologi, anatomi, bedah, dan jaringan regenerasi. Osteointegrasi telah diamati dalam beberapa bidang sains, bukan hanya dalam bidang kedokteran implan gigi saja, tetapi juga implan maksilofasial, penggantian sendi yang rusak, dan pemasangan tangan dan kaki palsu.

Osteointegrasi didefinisikan oleh Brånemark sebagai hubungan langsung antara tulang yang hidup dengan permukaan implan yang menerima beban fungsional. Definisi ini telah dimodifikasi selama bertahun-tahun. Di antara persyaratan penting untuk osteointegrasi adalah adanya permukaan yang biokompatibel, ada tulang alveolar di situs calon penerima implan, dan pasien tidak traumatis dengan bedah.

Menurut Brånemark et al, fenomena osteointegrasi terjadi karena pembentukan tulang baru karena kontak yang dekat antara implan dengan tulang. Protokol dikembangkan untuk mencapai tujuan paduan tulang dengan implan. Beberapa parameter perlu ditetapkan, mulai dari pilihan bahan implant hingga preservasi prostesis. Dengan demikian, osteointegrasi tergantung pada bahan yang digunakan dalam implan, kondisi pemrosesan permukaan, penyelesaian permukaan implanjenis tulang yang menerima implan, teknik bedah, desain prostesis, dan perawatan pasien.

Di antara faktor-faktor bedah yang memengaruhi osteointegrasi, persiapan bantalan implan adalah faktor bedah yang penting. Pengeboran bantalan implan bukan hanya menyebabkan kerusakan mekanis pada tulang yang dibor, tetapi juga meningkatkan suhu tulang yang berbatasan langsung dengan permukaan implan. Kerusakan mekanik dan kerusakan karena panas bisa punya dampak yang merusak pada keadaan awal rongga "rumah" implan.

Nekrosis terjadi apabila suhu tulang melebihi suhu 47 °C selama 1 menit. Oleh karena itu, dokter gigi perlu sangat cermat guna menghindari cedera tulang termal selama prosedur. Irigasi eksternal pada suhu kamar dapat memberi pendinginan yang cukup selama pengeboran dan menjaga suhu di bawah ambang kritis 47 °C. Air garam (saline) dengan suhu yang rendah terbukti lebih efektif untuk mendinginkan tulang. Irigasi situs perlu dilanjutkan di sela-sela pengeboran. Faktor-faktor lain yang memengaruhi pembentukan panas tinggi selama pengeboran meliputi kecepatan pengeboran dan daya pengeboran.


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in