Pemeliharaan implant gigi
Setiap 6 bulan sekali, pasien disarankan untuk kontrol ke dokter gigi implan. Selain dalam rangka untuk deteksi dini dan memastikan keamanan implan, kontrol 6 bulan sekali juga berguna untuk pemeliharaan implan. Hal ini meliputi instrumentasi dan debridema implan. Ada beberapa tahap yang diperlukan untuk melakukan pemeliharaan implan.
Tahap pemeliharaan implan
1. Pemeriksaan radiografi
Pasien datang kontrol dengan membawa foto rontgen panoramik wajah yang memperlihatkan daerah di mana implant terpasang. Dokter kemudian akan membandingkan foto rontgen tersebut dengan foto rontgen posisi purwa (baseline radiography) dan foto rontgen dari kontrol yang sebelum-sebelumnya. Pembandingan ini membantu dokter untuk mendeteksi permasalahan pada implant dan jaringan sekitarnya, bila ada.
2. Evaluasi implant dan sekitarnya
- Periksa lokasi implan
- Bandingkan antara posisi implant sebelumnya dengan posisi implant sekarang menggunakan foto rontgen
- Evaluasi warna, tekstur, dan tonus jaringan di sekitar implan.
- Periksa eritema, edema, dan eksudasi
- Periksa apakah ada penyakit, perdarahan, bengkak, nanah, dsb
- Periksa perubahan level tulang.
Evaluasi mobilitas implan. - Cek prostesis.
- Periksa kuantitas dan lokasi plak. Pastikan apakah perlu mengubah perawatan implant di rumah oleh pasien.
- Periksa kuantitas dan lokasi kalkulus. Semua kalkulus perlu dibersihkan.
- Semua penilaian, evaluasi, dan pemeriksaan jangan lupa dimasukkan ke dalam rekam medis. Rekaman ini berguna sebagai bahan perbandingan untuk periode kontrol selanjutnya.
3. Instrumentasi dan debridema implan
Setelah dipakai dalam rentang masa tertentu, deposit bisa menempel pada implan. Deposit ini perlu dihapus. Penghapusan deposit hendaknya memakai piranti yang aman bagi implan. Hanya gunakan piranti yang tidak menimbulkan goresan pada permukaan implan. Ingat, implant tidak berkarat karena punya lapisan titanium dioksida (TiO2). Apabila lapisan ini tergores dan implant gagal meregenerasi lapisan tersebut, maka karat implan bisa muncul.
Sekarang ini tersedia beragam scaler yang dirancang khusus untuk scaling dan debridema implan. Semua scaler implant berbahan lunak, misalnya dibuat dari plastik, resin, grafit, dan emas. Umumnya deposit kalkulus tidak menempel kuat pada permukaan implan. Sehingga, dokter tidak perlu tenaga besar dan scaler implant berbahan keras untuk mengikisnya. Cukup dengan tekanan ringan dan hentakan lembut sudah bisa melepas deposit dari permukaan implan.
Scaler berbahan keras, seperti scaler yang terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) dan peralatan ultrasonik telah terbukti merusak abutmen implant titanium. Maka disarankan jangan digunakan untuk scaling implan.
4. Pemolesan implan
Indikasi utama pemolesan implant adalah penghapusan plak. Prostesis dan abutmen bisa dipoles secara selektif dengan rubber cup serta pasta non-abrasi yang khusus dirancang untuk memoles implan. Klorheksidin atau larutan anti-bakteri yang sejenis bisa dipakai untuk menghapus bakteri yang tumbuh pada implan. Pasta pemolesan yang bersifat abrasif, tepung atau batu apung yang bersifat kasar, dan pemolesan dengan udara (air polishing) dikontraindikasi untuk perawatan ini.
5. Tindakan lain yang diperlukan
Tindakan lain mencakup hal-hal yang relevan dengan pemeliharaan implant dan perawatan yang bisa dilakukan oleh pasien di rumah.
Anda perlu pemeliharaan implan? Telepon saja kami.
- doctor✚dentist
- Klinik Gigi & Implan Gigi Jakarta
- Layanan umum: (+62)21 2253 9385 (Pos Pengumben)Layanan umum: +622153654792 (Palmerah)
- Jl. Pos Pengumben No. 40c Jakarta Barat, Jakarta 11560 Indonesia
Jl. Palmerah Barat No. 108 Jakarta Barat, Jakarta 11480 Indonesia
Referensi
Paula Harris. The Dental Hygienist's Role In Implant Maintenance (Peran pakar higienis gigi dalam pemeliharaan implan). Seminar pendidikan implan.
Minkle Gulati, Vivek Govila, Vishal Anand, and Bhargavi Anand. Implant Maintenance: A Clinical Update (Pemeliharaan implan: pembaruan klinis). International Scholarly Research Notices Volume 2014 (2014), Article ID 908534, 8 pages https://dx.doi.org/10.1155/2014/908534