Pengaruh permukaan implant pada stabilitas primer (1)
Javed dan Romanos (2010) mengevaluasi peran stabilitas primer untuk kesuksesan pemberian beban langsung pada implant yang baru dipasang. Analisis ini penting karena prasyarat fundamental kesuksesan implant adalah stabilitas primer yang substansial pada waktu penyisipan implant dan setelah pemberian beban pada implan.
Hal ini bisa dianggap sebagai prinsip pemersatu di balik kebutuhan akan kecukupan volume dan kepadatan tulang, implant yang lebih panjang atau lebih lebar, dan penundaan 3-6 bulan yang dianjurkan sebelum implant yang dipasang berfungsi. Stabilitas primer yang buruk merupakan salah satu penyebab utama kegagalan implan.
Selama operasi penanaman implan, fokusu utamanya adalah memastikan agar implant punya stabilitas primer yang baik. Walaupun begitu, masih ada faktor-faktor lain yang bisa memberi kontribusi pada retensi implant pada tahap permulaan.
Karena itu, memelihara integritas jaringan peri-implan jadi prakara yang sangat penting karena resorpsi tulang terjadi dengan atau tanpa pemasangan implant pada lokasi ekstrasi yang baru. Spesifiknya, untuk implant yang langsung diberi beban, peran stabilitas implant primer dengan tulang dewasa di sekitarnya akan sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang.
Penelitian yang dilakukan sejumlah pakar implant menunjukkan bahwa topografi dan kekasaran permukaan implant berpengaruh positif pada proses penyembuhan dengan meningkatkan respon seluler dan interaksi permukaan sel yang menguntungkan.
Karakteristik permukaan implant juga telah terbukti memengaruhi stabilitas primer. Permukaan implant yang kasar dipercaya para pakar bisa meningkatkan stabilitas implan. Alasannya, permukaan implant yang kasar menyajikan bidang permukaan yang lebih luas dan memungkinkan tauran mekanis yang lebih kokoh ke jaringan sekitarnya. Permukaan implant telah dibuktikaan memengaruhi stabilitas primer implant gigi, seperti yang ditunjukkan pada grafik di atas.
Stabilitas primer fikstur implant pada waktu pemasang implant sering diperkirakan dengan menilai ada tidaknya pergerakan implan. Dalam pekerjaan klinis, stabilitas primer bisa dievaluasi dengan mobilitas dari perkusi implant menggunakan instrumen tumpul, seperti gagang cermin. Tindak lanjut implant bisa diperkirakan menggunakan peralatan seperti Periotes, Periometer, analisis frekwensi resonansi (RFA), dan torsi pemasangan.
Beberapa faktor memengaruhi stabilitas primer implan, termasuk kepadatan tulang, desain implan, teknik-teknik bedah, torsi insersi, dan protokol instrumentasi. Di antara parameter-parameter ini, torsi insersi belum dianalisis secara memadai. Torsi insersi adalah fungsi perlakuan permukaan, desain, dan geometri ulir implant (Bersambung).