Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Penyebab peri-implantitis

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Peri-implantitis adalah penyakit yang tidak bisa pulih dengan sendirinya. Sekali merusak, maka bekas kerusakannya akan tetap ada. Karena itu, penyakit ini sebaiknya dicegah. Untuk bisa mencegah, Anda perlu tahu penyebabnya.

Etiologi peri-implantitis

Etiologi atau penyebab peri-implantitis antara lain sebagai berikut:

  1. Infeksi
    Plak yang dibentuk oleh bakteri atau produk turunannya  adalah penyebab infeksi. Infeksi juga bisa berasal dari sumber-sumber di luar mulut, misalnya dari kontak atau lingkungan. Tapi, yang lebih sering, infeksi berasal dari kantung periodontal yang ada, saliva, permukaan lidah, tonsil, atau mukosa oral. Gigi yang masih ada dan kondisi periodontal harus dianggap sebagai sumber bakteri patogen yang paling peting dalam mikroflora implan. Orang yang rentan terkena periodontitis kronis punya risiko tinggi untuk mengalami peri-implantitis. 
  2. Kelebihan beban oklusal
    Implan kekurangan ligamen periodontal. Saat menerima beban besar, implant tidak punya kemampuan untuk mengakomodasi stres yang berlebihan. Beban kemudian terkumpul pada tulang marjinal di sekitar implan. Ini bisa berisiko untuk terjadinya peri-implantitis.
  3. Faktor genetik
    Faktor genetik bisa membuat seseorang rentan terhadap peri-implantitis meskipun bukti mengenai prakara ini masih terbatas. Penelitian oleh Lainne et al. (2006) dan Bormann (2010) menyimpulkan bahwa faktor genetik adalah faktor risiko yang signifikan untuk terjadinya peri-implantitis.
  4. Merokok
    Meta-analisis berbasis implant oleh Sgolastra et al. (2014) menyingkapkan bahwa risiko peri-implantitis sangat lebih tinggi pada pasien yang merokok bila dibandingkan dengan pasien yang tidak merokok. Tapi, meta-analisis berbasis pasien tidak menyingkapkan bahwa ada perbedaan risiko peri-implantitis yang signifikan pada pasien yang merokok dibandingkan pasien yang tidak merokok. Sgolastra et al. mengakui bahwa bukti mengenai prakara ini masih sedikit dan masih perlu lebih banyak bukti.
  5. Periodontitis
    Zitzmann et al. (2006) mengkuantifikasi kejadian pengembangan peri-implantitis pada pasien yang punya sejarah periodontitis. Hasilnya, pasien dengan sejarah periodontitis punya risiko enam kali lebih tinggi untuk mengalami peri-implantitis dibandingkan pasien tanpa sejarah periodontitis. Setelah 10 tahun, antara 10% sampai 50% implan gigi menunjukkan tanda-tanda peri-implantitis (Roos-Jansåker et al. (2007) & Behrens et al. (2004))
  6. Kesarasan mulut yang buruk
    Kesarasan mulut yang buruk berisiko mengakibatkan peri-implantitis. Risiko ini akan meningkat lebih tinggi lai manakala pasien merokok dan sebelumnya sudah lebih dulu kena penyakit periodontitis.

Referensi

  • Roos-Jansåker A-M, Renvert H, Lindahl C, Renvert S. Surgical treatment of peri-implantitis using a bone substitute with or without a resorbable membrane: a prospective cohort study. J Clin Periodontol. 2007;34:625–632. doi: 10.1111/j.1600-051X.2007.01102.x. 
  • Behrens E, Kolenda I, Terheyden H, Wiltfang J. Langzeitergebnisse des ITI-Implantatsystems.Implantologie. 2004;12:133–147.
  • Zitzmann NU, Walter C, Berglundh T. Ätiologie, Diagnostik und Therapie der Periimplantitis – eine Übersicht. Deutsche Zahnärztliche Zeitschrift. 2006;61:642–649.
  • Laine M L, Leonhardt A, Roos-Jansåker A M et al. IL-1RN gene polymorphism is associated with peri-implantitis. Clin Oral Implants Res 2006; 17: 380–385.
  • Bormann K H, Stühmer C, Z’Graggen M, Kokemöller H, Rücker M, Gellrich N C. IL-1 polymorphism and periimplantitis. A literature review. Schweiz Monatsschr Zahnmed
    2010; 120: 510–520

id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in