Peran darah untuk kesuksesan implant gigi
Para pakar implant telah melakukan penelitian mekanis dan histologis berkenaan dengan respon tulang terhadap trauma. Mereka sangat berminat mengamati proses biologi molekuler yang berlangsung dalam perawatan implan. Termasuk dalam minat mereka ini adalah peran penting darah dalam menentukan kesuksesan implant gigi.
Respon tubuh pasien implant dipengaruhi oleh kehadiran implan, karakteristik, stabilitas implan, dan suhu daerah operasi selama proses operasi pemasangan implant berlangsung. Sel-sel tulang dapat mengalami kematian (osteonekrosis) bila terkena suhu 47 derajat atau lebih. Sel yang bisa mengalami kematian adalah sel yang berada pada jarak 100-500 μm dari tepian lubang bor. Padahal, peristiwa histologis pokok dan tahap utama respon tulang terhadap implant dan cedera yang berkaitan dengan implant berhubungan langsung dengan respon sel tulang yang masih hidup dan saras setelah penyisipan implan. Ini termasuk pembentukan hematoma, pengembangan jaringan dari sel induk mesenkim, pembentukan tulang anyaman melalui jalur intra membran, dan pembentukan tulang lamellar pada spikula tulang anyaman.
Komponen biologis pertama yang kontak langsung dengan permukaan implant titanium maupun implant dari bahan lain adalah darah. Sel-sel darah, termasuk sel darah merah, platelet, granulosit dan monosit, pindah dari pembuluh darah kapiler dan masuk ke dalam celah-celah implan, masuk ke dalam celah di antara jaringan keras dan implan, dan juga masuk ke dalam jaringan lunak maupun jaringan keras yang berada di sekitar implan. Sel-sel yang terperangkap pada permukaan implant diaktifkan dan melepaskan sitokin, faktor diferensiasi, dan faktor pertumbuhan.
Interaksi purwa antara sel-sel darah merah dengan implan gigi ini telah dibuktikan oleh para pakar punya pengaruh yang signifikan pada pembentukan gumpalan darah (clot). Platelet merespon permukaan benda yang asing bagi tubuh itu dengan melakukan sejumlah perubahan morfologi dan biokimia pada dirinya. Perubahan morfologi termasuk adesi, penyebaran, dan agregasi, sedangkan perubahan biokimia termasuk induksi fosfotirosin, peningkatan kalsium intra sel, dan hidrolisis fosfolipid. Selanjutnya, matriks fibrin yang terbentuk bertindak sebagai sarana untuk migrasi sel-sel osteogenik dan diferensiasi sel-sel tersebut (osteoinduksi). Sel-sel osteogenik membentuk jaringan osteoid dan tulang trabekular baru (osteokonduksi). Tulang ini kemudian mengalami pemodelan ulang tulang menjadi tulang lamellar yang langsung kontak dengan permukaan implant (oseointegrasi).
Proses ini menunjukkan pentingnya darah memasuki celah-celah yang ada pada implant dan di sekitar implan. Tanpa darah, proses penyembuhan dan proses oseointegrasi tidak akan terjadi. Jadi, Anda tidak perlu takut bila setelah operasi masih ada pendarahan. Asalkan jumlahnya sedikit dan berhenti dalam waktu 24 jam setelah operasi, kondisi Anda masih relatif aman. Segera beritahu dokter bila darah tidak juga berhenti setelah lewat 24 jam pasca operasi atau bila darah yang keluar terlalu banyak. Ikuti tips mengurangi pendarahan yang telah kami paparkan pada posting sebelumnya.
- doctor✚dentist
- Klinik Gigi & Implan Gigi Jakarta
- Layanan umum: (+62)21 2253 9385 (Pos Pengumben)Layanan umum: +622153654792 (Palmerah)
- Jl. Pos Pengumben No. 40c Jakarta Barat, Jakarta 11560 Indonesia
Jl. Palmerah Barat No. 108 Jakarta Barat, Jakarta 11480 Indonesia