Perawatan implant gigi perlu tindak lanjut
Prosedur pemasangan implan gigi yang sukses adalah permulaan dari langkah tindak lanjut implan. Pasien yang terapi implannya sukses masih perlu menerima perawatan pendukung secara berkelanjutan, sistematis, dan individual. Perawatan ini terutama ditujukan untuk merawat jaringan peri-implan. Pasien penderita edentia parsial atau periodontitis kronis yang sudah ada sebelum perawatan implant punya risiko tinggi untuk peri-implantitis. Pasien macem ini perlu diidentifikasi dan dipantau secara cermat.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa daerah bekas infeksi bisa bertindak sebagai sumber periopatogen yang bisa menyebar untuk mengkoloni implan, terutama pada pasien penderita periodontitis agresif. Pasien-pasien lain yang juga berisiko adalah pasien diabetes mellitus yang kontrol metabolismenya buruk, pasien dengan kontrol plak yang buruk, dan pasien yang merokok.
Menurut makalah posisi yang diterbitkan oleh Akademi Periodontologi Amerika pada tahun 2003 tentang pemeliharaan periodontal, pasien hendaknya dievaluasi dengan interval reguler untuk memantau status peri-implan, kondisi prostesis yang ditopang implan, dan kontrol plak. Prinsip-prinsip pemeliharaan hendaknya meliputi:
- Evaluasi reguler terhadap implant beserta jaringan yang berada di sekitar implant dan prostesis
- Pemeriksaan oklusal
- Ulasan dan penguatan kebersihan mulut
- Penghapusan plak dan karang gigi
- Perawatan penyakit
- Perbaikan prostesis, bila diperlukan
- Penegakkan langkah-langkah pencegahan yang telah disesuaikan.
Setelah restorasi implan, pasien masih perlu untuk dievaluasi setiap 3 sampai 4 bulan sekali selama tahun pertama. Setelah tahun pertama, jaringan peri-implan masih perlu dievaluasi tapi tidak sesering tahun pertama. Untuk itu, dokter implant pelu menentukan frekuensi pemeliharaan periodontal yang tepat.
Pasien dan dokter perlu mengerti dengan jelas tanda-tanda penyakit itu supanya penyakit itu bisa ditangani sedini mungkin. Semakin dini dideteksi, semakin cepat langkah definitif bisa dilakukan untuk mencegah penyusutan tulang di sekitar implant dan gigi yang bisa berlangsung tanpa disadari sampai kondisi sudah parah.
Prosedur apapun untuk menilai atau memelihara kesarasan implant hendaknya harus memperhitungkan kondisi unik sistem implant dan materi implant pada antarmuka jaringan lunak. Prosedur hendaknya juga perlu meminimalkan akumulasi plak pada permukaan implant dan memastikan plak dihapuskan.