Perlakuan permukaan implant (1)
Penelitian-penelitian di bidang implantologi telah banyak mengembangkan pendekatan modifikasi permukaan implant untuk semua kelas implant gigi. Tujuan dari penelitian pengembangan implant itu adalah untuk memodulasi respon biologi dan meningkatan oseointegrasi dan stabilitas primer implant pada dudukannya di tulang rahang.
Penelitian permukaan implant biasanya multi disiplin, seperti Sains Material, Rekayasa Mekanis, Matematika, Sains Komputer, Kedokteran Gigi, Bedah, Biofisika dan Kedokteran Veteriner. Keterlibatan para pakar dari berbagai bidang pengetahuan memfasilitasi pekerjaan di bidang ini, analisis hasil penelitian, dan pengembangan desain bentuk dan permukaan yang baru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesuksesan implan gigi titanium sangat tinggi hingga mencapai 98% dan tingkat kesuksesan ini masih mungkin untuk ditingkatkan, antara lain dengan analisis karakteristik permukaan implant dalam hubungannya dengan:
- finishing permukaan implan
- komposisi kimia
- properti fisika
- stress residual
- morfologi
- mikrostruktur
- tipe oksida
Proses finishing yang kurang bagus bisa menganggu kesuksesan implan, terutama ketika ada kontaminan yang berasal dari proses manufaktur dan ada konsentrasi stres yang mengganggu performa mekanis implant selama pembebanan.
Kesuksesan implan tidak akan terjadi apabila morfologi permukaan implant tidak menunjukkan fitur yang memungkinkan adesi dan pertumbuhan sel. Permasalahan bisa makin menjadi bila ada kontaminan pada implan. Kontaminan yang paling mengganggu adalah partikel alumina yang dipakai dalam perlakuan permukaan implan. Alumina itu beracun dan bisa menghasilkan apoptosis.
Serpihan atau lubang pada permukaan implant yang tersisa dari proses pembentukan permukaan implant dengan mesin punya efek yang merusak. Serpihan atau lubang itu menimbulkan potensi kerusakan selama insersi implant ke dalam lubang yang telah disiapkan dan mengganggu proses oseointegrasi. Proses permukaan implant menentukan properti permukaan implan, terutama struktur elektronik, oksida kristalin, komposisi kimia, dan properti mekanis dan kimiawi.
Stabilitas primer bergantung pada bentuk dan morfologi permukaan implan. Stabilitas sekunder bergantung terutama pada permukaan implan. Perbedaan yang ada di antara permukaan aneka implant yang tersedia adalah:
- kekasaran
- komposisi kimia
- energi permukaan
- potensi kimia
- segregasi hidrid dan nitrid
- Pengerasan permukaan
- Ada tidaknya unsur metalik dan non-metalik
- tipe oksida titanium
- struktur kristal
- ketebalan lapisan oksida
Hal ini penting karena interaksi protein dengan oksida permukaan implan bergantung pada parameter-parameter tersebut. (Bersambung)