Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Porphyromonas gingivalis

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Nama Porphyromonas berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata "porphyrios" (πορφυριος) yang berarti "warna ungu lembayung (ungu gelap)" dan kata "monas" (μονας) yang berarti "unit". Sehingga, nama "Porphyromonas" berarti sel Porphyrin sebagai koloni pada plat agar darah berubah jadi berwarna gelap setelah 6 sampai 10 hari sebagai karena dari akumulasi heme.

Di antara patogen penyebab penyakit periodontal, Porphyromonas gingivalis tampaknya merupakan salah satu agen etiologi utama dalam patogenesis dan inflamasi penyakit itu. Bakteri periodontopati ini ditemukan pada 85,75% sampel plak subgingiva dari pasien periodontitis kronis.

P. gingivalis adalah bakteri gram negatif yang tidak dapat memetabolisis karbohidrat tanpa bantuan dari sumber karbon lain untuk energinya (asaccharolytic). Dia adalah bakteri batang obligat yang membentuk koloni berpigmen hitam pada plat agar darah. Agar dapat berkembangbiak, bakteri ini punya kebutuhan mutlak akan besi.

Habitat utama Porphyrimonas gingivalis adalah sulkus gingiva dalam rongga mulut manusia. Bakteri ini bergantung pada fermentasi asam amino untuk mendapatkan energi. Sebagai anaerob obligat, P. gingivalis bertindak sebagai pengkoloni sekunder plak dental yang sering melekat pada pengkoloni primer, seperti Streptococcus gordonii dan P. intermedia. Bakteri P. gingivalis bekerja sama dengan T. denticola dan T. forsythia untuk membentuk kompleks bakteri merah yang dikenali pada lesi periodontal tahap lanjut.

Bukti lain untuk kehadiran P. gingivalis juga berasal dari penelitian-penelitian imunologi. Pada intinya, semua peneliti sepakat bahwa kadar serum antibodi untuk P. gingivalis lebih tinggi pada pasien yang didiagnosis periodontitis.

Dalam beberapa dasawarsa terakhir, galur P. gingivalis telah diklasifikasi jadi galur invasif dan non-invasif berdasarkan kemampuan mereka untuk membentuk abses dalam model mencit. Galur invasif telah terbukti punya aktivitas yang lebih patogenik dibandingkan galur non-invasif.

Kehadiran P. gingivalis yang bertindak sendiri atau bersama-sama dengan patogen oral lain serta defisiensi faktor-faktor imunologis pada inang tanpaknya penting untuk etiologi periodontitis tahap lanjut. Jumlah P. gingivalis terbukti meningkat substansial pada lokasi-lokasi dengan periodontitis tapi terbukti rendah atau malah tidak ada pada lokasi-lokasi yang saras. Antara 40% sampai 100% pasien peridontitis dewasa telah diinfeksi dengan bakteri oportunistik ini.

Tingginya frekuensi P. gingivitis pada lesi periodontitis dewasa memunculkan hipotesis yang kuat bahwa P. gingivalis berinteraksi dengan anggota lain dalam mikrobiota inang dengan mensintesa aneka faktor patogenik, sehingga menghasilkan progress penyakit. Di samping itu, bakteri P. gingivitis berkomunikasi dengan sel-sel tertentu dalam diri inang untuk memproduksi molekul-molekul biologis yang bersifat merusak dan memicu perubahan dari jaringan oral yang saras menjadi jaringan oral yang tidak saras.

Referensi

Kah Yan How, Keang Peng Song, dan Kok Gan Chan. Porphyromonas gingivalis: An Overview of Periodontopathic Pathogen below the Gum Line. Front Microbiol. 2016; 7: 53.


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in