Propriosepsi: Pengertian, definisi, dan teori
Pengertian Propriosepsi?
Kita semua tahu tentang panca indra yang meliputi indra penglihatan (mata), indra pendengaran (telinga), indra perasa (kulit), indra pengecapan (lidah), dan indra penciuman (hidung). Selain lima indra ini, ada satu lagi indra yang sering digunakan oleh manusia tapi jarang dikenal, yaitu indra posisi.
Contohnya, pemain piano dapat memainkan piano tanpa melihat tuts piano, pemain gitar dapat memainkan gitar tanpa melihat gitar, dan blogger dapat mengetik dengan 10 jari tanpa melihat keyboard. Contoh lainnya, orang yang sedang menyetir mobil bisa menyetir mobil tanpa melihat pada setiran. Pengendara sepeda motor dapat memainkan rem, gas, dan gir tanpa melihat itu semua dan tetap pas. Sekalipun tidak melihat, mereka dapat memainkan alat-alat itu tanpa meleset. Begitu pula manusia dapat mengunyah makanan dan meletakkan makanan pada gigi geraham dan memberi daya gigit yang pas tanpa melihatnya dan tanpa berpikir. Semua ini mungkin terjadi karena ada indra posisi atau propriosepsi.
Bila semua gigi sudah diganti dengan gigipalsu, maka lebih sulit untuk mengukur daya gigit yang pas karena implant tidak punya saraf. Akibatnya, implant bisa patah. Karena itu mengunyah pelan-pelan saja. Bila gigi sejati masih ada di sekitar implan, ukuran daya gigit yang perlu dikerahkan bisa diperkirakan menggunakan propriosepsi dari gigi-gigi sejati di sekitar implan.
Propriosepsi itu apa?
Propriosepsi adalah rasa atau persepsi, biasanya pada level bawah sadar, tentang gerakan dan posisi badan dan piranti geraknya, terlepas dari indra penglihatan. Rasa ini terutama diperoleh dari input yang masuk melalui terminal saraf sensorik dalam otot dan tendon (gelendong otot) dan kapsul fibrosa sendi yang dikombinasikan dengan input dari piranti vestibular (alat keseimbangan). (https://www.medilexicon.com/medicaldictionary.php?t=72809)
Teori Propriosepsi
Teori-teori berikut ini berguna untuk memahami oseosepsi yang berkaitan dengan implant gigi.
Teori Steenberg
Steenberg menyarankan bahwa periosteum bisa jadi sumber respon propriosepsi. Periosteum yang berperan sebagai mekanoresptor ada di sekitar implan gigi dan mengirim impuls propriosepsi.
Teori Yamashiro
Yamashiro mempostulasikan bahwa beban oklusal menghasilkan regangan tulang yang diinterpretasikan oleh sitostruktur osteocytes. Hal ini mengakibatkan potensi aksi yang dihasilkan dalam akson sistem Haversian di dekatnya.
Teori Klineberg
Klineberg mengaitkan respon-respon ini dengan gelendong otot dan reseptor sendi yang mensubstitusi ligamen periodontal gigi asli. Namun, karena reseptor-reseptor ini tidak bersentuhan langsung dengan implan, mereka mungkin tidak memiliki peran dalam kemampuan osseoseptif dengan implant yang teroseointegrasi.
Teori Weiner
Weiner menyarankan bahwa tulang di daerah yang berdekatan dengan implant mengandung serabut saraf yang bisa bertindak sebagai respon saraf sensorik.
Teori Linden dan Scott
Linden dan Scott mempostulasikan bahwa reseptor tetap ada dalam tulang setelah ekstraksi gigi, meskipun jaringan periodontal rusak dan diabsorbsi. Respon lebih lanjut bisa direkam dalam nukleus mesensefalik trigeminal setelah stimulasi eletrik pada tulang, bukan stimulasi mekanis pada tulang.
Teori Bonte
Teori Bonte mendokumentasikan bahwa reinnervasi dalam hubungannya dengan gaya-gaya terkontrol yang diarahkan agar implan terjadi menghasilkan propriosepsi. Teori ini mendapat dukungan maksimal karena, faktanya, implant yang diberi beban menunjukkan propriosepsi yang lebih baik ketimbang implan langsung yang non-fungsional.
Konsultasi implant selanjutnya, hubungi saja kami. Telpon saja ya.
- doctor✚dentist
- Klinik Gigi & Implan Gigi Jakarta
- Layanan umum: (+62)21 2253 9385 (Pos Pengumben)Layanan umum: +622153654792 (Palmerah)
- Jl. Pos Pengumben No. 40c Jakarta Barat, Jakarta 11560 Indonesia
Jl. Palmerah Barat No. 108 Jakarta Barat, Jakarta 11480 Indonesia