Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Suntik gigi

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Satu di antara sekian banyak pertanyaan yang umum diajukan oleh pasien sakit gigi adalah: kenapa disuntik di mulut kok rasanya sakit?"

Yang namanya ditusuk tentu saja sakit kan? Jawaban singkat semacam ini dapat memuaskan sebagian pasien. Tapi, sebagian pasien yang lain masih merasa kurang puas dengan jawaban semacam itu. Artikel ini disajikan bagi pasien yang kurang puas dengan jawaban singkat demikian dan ingin jawaban yang lebih terang.

 

Pertama, lokasi, spot, atau titik penyuntikan.

Ada spot yang rasanya kurang sakit kala ditusuk jarum suntik, ada pula stop yang rasanya lebih sakit bila terkena tusukan jarum suntik. Berhubung tidak ada tubuh manusia yang identik, maka posisi titik penyuntikan yang kurang menyakitkan juga tidak betul-betul persis di tempatnya. Menemukan titik ini dipengaruhi oleh pengalaman dokter gigi menyuntik pasien. Lokasi titik penyuntikan adalah faktor pertama penentu rasa sakit disuntik.

Kedua, jarum terlalu besar

Titiknya sudah tepat, tapi jika jarumnya kurang pas dengan tubuh pasien, maka ada potensi penyuntikan jadi terasa lebih sakit. Contohnya, ukuran jarum yang terlalu besar dapat membuat cairan injeksi jadi terlalu cepat masuk ke dalam jaringan. Kecepatan penyuntikan yang terlalu cepat menimbulkan rasa tidak nyaman.

Ketiga, kecepatan penyuntikan.

Secara garis besar, proses penyuntikan melibatkan tindakan untuk memasukkan sejumlah cairan ke dalam jaringan. Cairan yang keluar dari ujung jarum suntik dan masuk ke dalam jaringan berusaha menemukan lokasi untuk ditempati. Semakin cepat dan semakin banyak cairan suntik masuk ke dalam jaringan tubuh manusia di sekitar jarum suntik, semakin besar gangguan yang terjadi pada jaringan itu. Apabila jaringan tersebut kurang elastis dan kurang daya serapnya, maka desakan dari cairan suntik yang masuk dapat membuat pasien yang disuntik jadi merasa kurang nyaman.

Keempat, suhu catridge suntikan dan cairan injeksi.

Suhu catridge suntik dan cairan injeksi memengaruhi rasa sakit yang diderita oleh pasien. Suhu kamar atau lebih rendah dan suhu yang terlalu hangat membuat rasa jadi kurang nyaman. Menurut Schwartz (2015), suhu yang pas berada di antara rentang suhu kamar dan suhu badan.

Cairan injeksi yang hangat bukan hanya mengurangi rasa sakit karena disuntik. Liu (2009) menuturkan, cairan yang hangat lebih mudah untuk mempenetrasi jaringan bila dibandingkan dengan cairan yang dingin.

Kelima, pH cairan injeksi

Beberapa cairan injeksi punya pH hingga 3,5 (asam). Contohnya vasopressor. Cairan dengan pH rendah yang masuk ke dalam jaringan berkaitan dengan rasa panas, seperti terbakar, atau seperti tersengat lebah selama proses penyuntikan. Cairan dengan pH rendah punya peluang untuk merusak jaringan lunak. Hal ini memengaruhi rasa sakit yang dirasakan oleh pasien.

Keenam, jarum kurang tajam

Jarum yang kurang tajam membuat jarum kurang mulus masuk ke dalam jaringan sehingga terasa sakit. Evaluasi injeksi pakai pemindaian mikroskop elektron menunjukkan bahwa ujung jarum cenderung tumpul setelah dipakai menyuntik beberapa kali sekalipun tidak terjadi kontak dengan jaringan keras tulang (Rout, 2003).

Penelitian yang dilakukan oleh Meechan pada tahun 2005 menunjukkan bahwa pemakaian kedua jarum suntik pada lokasi suntik yang berbeda di pasien yang sama menghasilkan rasa yang lebih sakit dan jarum lebih sulit untuk menusuk kulit dibandingkan pemakaian pertama jarum suntik itu, kecuali bila pemakaian kedua jarum suntik dilakukan pada lokasi yang telah dibius lebih dulu.


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in