Tujuan penjahitan luka bedah gigi
Flap jaringan lunak yang mengalami luka primer dari bedah perlu ditutup tanpa disertai ketegangan. Memastikan penutupan luka yang semacam itu sangat penting bagi penyembuhan luka yang optimal pasca bedah.
Beberapa prosedur bedah memerlukan manipulasi flap klinis, seperti prosedur yang dipakai dengan terapi periodontal tradisional, bedah kosmetik plastik periodontal, regenerasi jaringan lunak dan jaringan keras, dan eksisi jaringan patologis. Prosedur-prosedur bedah tersebut memerlukan pelaksanaan yang bermutu unggul dan pengertian yang menyeluruh tentang berbagai macam teknik bedah, penjahitan, dan materi-materi yang kini tersedia guna memastikan hasil-hasil klinis yang diinginkan.
Tujuan utama penjahitan dental adalah untuk memposisikan dan mengamankan flap bedah dalam rangka untuk meningkatkan proses penyembuhan yang optimal. Apabila dipakai dengan tepat, jahitan bedah memegang tepi-tepi flap secara aposisi sampai luka cukup sembuh untuk menahan beban fungsional yang normal. Ketika teknik penjahitan yang tepat dipakai dengan tipe dan diameter benang yang tepat, tegangan ditempatkan pada tepian luka agar penyembuhan primer yang diniatkan terjadi.
Aposisi flap bedah yang akurat sangat penting bagi kenyamanan pasien, hemostasis, reduksi ukuran luka yang diperbaiki, dan pencegahan kerusakan tulang yang tidak diperlukan. Jika tepian luka bedah tidak diperkirakan dengan tepat sehingga perkiraan jadi meleset, maka hemostasis terjadi, darah dan serum bisa berkumpul di bawah flap sehingga menunda proses penyembuhan dengan memisahkan flap dari tulang yang mendasarinya.
Selama bagian penutupan terapi bedah periodontal konvensional, seni menjahit memungkinkan penempatkan flap bedah secara persis di tempat yang seharusnya. Ada prosedur-prosedur bedah tertentu yang mengharuskan flap bedah direposisi di posisi aslinya. Contohnya, prosesur ENAP (excisional new attachment procedure) dan prosedur flap Widman termodifikasi. Tapi, ada pula prosedur periodontal lain yang mengharuskan flap bedah ditempatkan pada posisi apikal, koronal, atau lateral, bergantung pada tujuan bedah spesifik dari prosedur bedah yang dilakukan.
Dalam prosedur plastik, kosmetik, dan rekonstruktif periodontal, memilih teknik menjahit, tipe benang, diameter benang, jarum bedah, dan simpul bedah yang tepat untuk setiap bahan benang yang dipilih betul-betul penting sekali untuk memperoleh penyembuhan luka yang optimal ketika jaringan berjejalin melalui jaringan keras dan jaringan lunak, bahan autologus atau alograf, dan/atau membran regeneratif. Di samping itu, seni dan ketrampilan menjahit yang presisi penting sekali untuk kesuksesan semua prosedur bedah.