Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup
Setelah periode penyembuhan 6 bulan, dataset CBCT baru dikumpulkan untuk memverifikasi peningkatan volume augmentasi tulang (Gambar 6) dan untuk merencanakan operasi implant dan pengangkatan struktur kisi. Untuk operasi kedua ini, anestesi lokal yang sama digunakan. Setelah persiapan kelepak mucoperiosteal dengan ketebalan penuh, sekrup fiksasi dilepas. Dengan menerapkan fokus rotasi dengan elevator pada titik putus yang telah ditentukan (Easy Removal Design, ReOss), struktur kisi dibagi menjadi dua bagian (Gambar 7). Volume tulang yang diperbesar berdimensi stabil, divaskularisasi dengan baik, dan tanpa tanda-tanda peradangan (Gambar 8). Penempatan implant dilakukan mengikuti prosedur standar, dan spesimen tulang silinder diperoleh diikuti oleh penutupan luka bebas-ketegangan. Jahitan dilepas 1 minggu kemudian.

Bahan & metode: struktur kisi titanium tersesuai ....

author: Marcus Seiler, Peer W Kmmerer, Michael Peetz, Amely G Hartmann | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Bahan dan Metode

Peserta

Seorang wanita saras berusia 61 tahun tanpa sejarah medis menunjukkan segmen yang sangat atrofi dari mandibula posterior kanan bawah (# 29 dan # 28). Defisit vertikal dan transversal yang signifikan, serta situasi jaringan lunak yang menantang, membuat penempatan implant yang fungsional dan estetis tidak bisa dilakukan (Gambar 1 dan 2).

Clinical appearance of the bone defect of the posterior mandible.
Gambar 1. Tampilan klinis cacat tulang rahang bawah posterior.

 

The occlusal view shows a severe transversal (and vertical) bone defect together with a challenging soft tissue situation.
Gambar 2. Tampak oklusal menunjukkan cacat tulang transversal (dan vertikal) yang parah bersama dengan keadaan jaringan lunak yang menantang.

 

Extraction of the three-dimensional surface data from DICOM files reveals the definition of augmentation volume according to prosthetic backward planning. The inner contour of the lattice structure represents the desired augmentation volume.
Gambar 3. Ekstraksi data permukaan 3 dimensi dari berkas-berkas DICOM menunjukkan definisi volume pembesaran menurut rencana prostetik arah mundur. Kontur struktur kisi bagian dalam menunjukkan volume pembesaran yang diinginkan.

 

After marginal preparation of a split flap, a concave bone deficit is shown. Before placing the titanium lattice structure, the cortical bone was perforated with a rose bur.
Gambar 4. Setelah persiapan marjinal kelepak terpisah, defisit tulang cekung ditampilkan. Sebelum penempatan struktur kisi titanium, tulang kortikal dilubangi dengan rose bur.
Titanium lattice structure in situ filled with mixture of alloplastic material and autogenic bone fixed to the bone with one screw.
Gambar 5. Struktur kisi Titanium in situ yang diisi dengan bauran bahan alloplastis dan tulang autogenik ditempelkan ke tulang pakai satu sekrup.
Sections of the cone beam tomography 6 months after insertion showing a radiologic sufficient amount of augmented bone.
Gambar 6. Bagian dari tomografi sinar kerucut pada 6 bulan setelah penyisipan menunjukkan jumlah tulang yang diperbesar secara radiologis.

 

Rancangan dan bahan

Setelah pemeriksaan klinis jaringan keras dan lunak dalam mulut, analisis radiografi dilakukan. Setelah akuisisi data CBCT, model tiga dimensi dari cacat tulang terbukti situasinya tidak memadai untuk penempatan implan. Prosedur augmentasi direncanakan dengan menggunakan struktur kisi titanium prafabrikasi (Yxoss CBR, ReOss, Filderstadt, Jerman) dan bahan graft. Informasi lengkap tentang struktur kisi individual, allograft xenogenik, dan operasi telah tersedia, dan persetujuan terinformasi telah diperoleh. Alternatif perawatan seperti prothesis lepasan ditolak oleh pasien.

The patient-specific lattice structure was designed using computer-aided design/computer-aided manufacturing (CAD/CAM) technology by generating a three-dimensional model of the bony defect after CBCT with minimum artifacts from conventional digital imaging and communication in medicine (DICOM) files. The scan data were transferred and modified by reverse engineering software. The individualized lattice structure was designed according to the desired augmentation volume in the envelope (Figure 3). The final design was approved digitally by the surgeon and then manufactured. Costs depend on size of the defect and subsequent size of the lattice structure.

Struktur kisi yang spesifik pasien dirancang menggunakan teknologi CAD / CAM dengan menghasilkan model tiga dimensi cacat tulang setelah CBCT dengan artefak minimum dari DICOM. Data pemindaian ditransfer dan dimodifikasi oleh perangkat lunak rekayasa terbalik. Struktur kisi individual dirancang sesuai dengan volume augmentasi yang diinginkan dalam amplop (Gambar 3). Desain final disetujui secara digital oleh dokter bedah dan kemudian diproduksi. Biaya bergantung pada ukuran cacat dan ukuran struktur kisi yang berikutnya.

Prosedur

Pembedahan dilakukan dengan anestesi lokal (Ultracain DS Forte, Ultracain, Hoechst, Jerman). Setelah pengangkatan kelepak belah jaringan lunak marginal yang mulai pada mukosa gingiva vestibular (sekitar 12 - 15 mm vestibular dari persimpangan mukogingiva), jaringan parut diangkat, dan cacat divisualisasikan (Gambar 4). Struktur kisi titanium prafabrikasi dimasukkan dengan pas bebas tegangan sehingga menjaga tindakan pencegahan biologis (1,5 mm ke gigi yang berdekatan atau struktur saraf). Bahan graft dari tulang lokal yang diperoleh dari ramus rahang bawah dicampur dengan bahan alloplastis xenogenik (Bio Oss, Geistlich Pharma, Wolhusen, Swiss) dengan rasio 1: 1. Fiksasi stabil struktur kisi ke tulang lokal residual dicapai dengan menggunakan satu sekrup osteosintesis (Ø 2 mm / 9 mm, Medicon eG, Tuttlingen, Jerman) (Gambar 5). Penutupan luka dicapai dengan menjahit tanpa tegangan. Instruksi pasca operasi seperti penghindaran prostesis, serta instruksi rinci tentang kebersihan mulut diberikan kepada pasien.

 

Removal of the lattice structure through slight extrusion movements by using the preformed slot at the top, dividing the lattice structure at predetermined breaking points.
Gambar 7. Penghapusan struktur kisi melalui sedikit gerakan ekstrusi dengan menggunakan slot prabentuk di bagian atas, sehingga membagi struktur kisi pada breaking points yang telah ditentukan sebelumnya.

 

Clinical situation of the revascularized, augmented transversal region.
Gambar 8. Situasi klinis derah transversal augmentasi revaskularisasi.
Eighteen months after insertion of the implant and 24 months after augmentation with the lattice structure. X-ray shows stable bone reconstruction.
Gambar 9. Delapan belas bulan setelah penyisipan implant dan 24 bulan setelah augmentasi dengan struktur kisi. Sinar X menunjukkan rekonstruksi tulang stabil.
Eighteen months after insertion of the implant and 24 months after augmentation with the lattice structure. X-ray shows stable bone reconstruction.
Gambar 10. Delapan belas bulan setelah penyisipan implant dan 24 bulan setelah augmentasi dengan struktur kisi. Sinar X menunjukkan rekonstruksi tulang stabil.
Hybrid bridge (posterior teeth #30 and #31 and implant #28) performed by general dentist after 9 months. Vertical dimension of the bone remains stable.
Gambar 11. Jembatan hibrid (gigi posterior # 30 dan # 31 dan implant # 28) dilakukan oleh dokter gigi umum setelah 9 bulan. Dimensi vertikal tulang tetap stabil.
Magnification reveals newly formed bone (darker purple right part) tightly adherent to the residual bone plate (lighter blue staining left). Bio-Oss particles appear in green colors embedded in newly formed bone (right) (toluidine and Masson Goldner, amplification: 400-fold, digital microscope: Keyence VHX-2000D).
Gambar 12. Pembesaran menunjukkan tulang yang baru terbentuk (bagian kanan ungu gelap) melekat erat ke plat tulang residual (pewarnaan biru lebih terang di kiri). Partikel Bio-Os muncul dalam warna hijau yang tertanam di tulang yang baru terbentuk (kanan) (toluidine dan Masson Goldner, amplifikasi: 400 kali lipat, mikroskop digital: Keyence VHX-2000D).

 

Pada kala pelepasan jahitan (hari ke 10) dan selama penyembuhan luka, ada area marginal yang saras secara klinis dan cakupan jaringan lunak penuh dari struktur kisi titanium yang tersesuai.

Setelah periode penyembuhan 6 bulan, dataset CBCT baru dikumpulkan untuk memverifikasi peningkatan volume augmentasi tulang (Gambar 6) dan untuk merencanakan operasi implant dan pengangkatan struktur kisi. Untuk operasi kedua ini, anestesi lokal yang sama digunakan. Setelah persiapan kelepak mucoperiosteal dengan ketebalan penuh, sekrup fiksasi dilepas. Dengan menerapkan fokus rotasi dengan elevator pada titik putus yang telah ditentukan (Easy Removal Design, ReOss), struktur kisi dibagi menjadi dua bagian (Gambar 7). Volume tulang yang diperbesar berdimensi stabil, divaskularisasi dengan baik, dan tanpa tanda-tanda peradangan (Gambar 8). Penempatan implant dilakukan mengikuti prosedur standar, dan spesimen tulang silinder diperoleh diikuti oleh penutupan luka bebas-ketegangan. Jahitan dilepas 1 minggu kemudian.

Implant secara fungsional dimuat setelah 4 bulan menggunakan jembatan hibrida sesuai keinginan pasien dan konsep praktik rujukan yang lebih disukai.

Kosa kata:

  • derah = daerah
  • kala = waktu

Serial posts:


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in
CAD computer-aided design, desain terbantu komputer
CAM computer-aided manufacturing, manufaktur terbantu komputer
CBCT cone beam computerized tomography, tomografi terkomputerisasi cahya kerucut
DICOM digital imaging and communication in medicine, pencitraan dan komunikasi digital dalam kedokteran
medical record sejarah medis
mandible mandibula, rahang bawah
maxillary maksila, rahang atas
prosthetic backward planning rencana prostetik arah mundur