Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup
Laporan kasus ini menjelaskan rekonstruksi tiga dimensi dari segmen mandibula posterior pakai struktur kisi titanium pilah yang telah disesuaikan. Setelah 24 bulan, disajikan hasil klinis, radiologis, dan histologis.

Pendahuluan: struktur kisi titanium tersesuai ...

author: Marcus Seiler, Peer W Kmmerer, Michael Peetz, Amely G Hartmann | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Pendahuluan

Untuk beberapa pasien, implan gigi bukan pilihan jika tanpa augmentasi tulang horizontal atau tulang vertikal. Cacat tulang alveolar dapat dirawat dengan berbagai teknik regenerasi tulang termasuk cangkok tulang blok, regenerasi tulang terpandu (GBR), pemisahan punggungan gusi, dan osteogenesis gangguan, serta prosedur augmentasi dasar sinus di rahang atas.

Jala titanium sudah banyak dipakai untuk rekonstruksi cacat oral dan maksilofasial sehubungan dengan teknik GBR. Jala-jala itu cukup kaku untuk mempertahankan ruang yang dicangkok dan untuk menghindari keruntuhan jaringan lunak. Cangkok tulang onlay yang dilindungi dengan jala titanium menunjukkan resorpsi tulang yang sangat lebih sedikit dibandingkan dengan cangkok tulang onlay saja. Jala titanium juga merupakan alternatif untuk membran (resorbable) untuk augmentasi punggungan gusi.

Dengan keunggulannya, seperti biokompatibilitas, ketahanan korosi, dan efek termal, jala titanium sudah terbukti berguna dalam indikasi ini, dan augmentasi tulang yang substansial dapat dicapai dengan menggunakan konstruksi titanium bersamaan dengan cangkok tulang. Kekakuan bawaan membran titanium yang kaku mempertahankan ruang yang dibutuhkan untuk membisakan pertumbuhan tulang. Penelitian telah menunjukkan bahwa jala titanium mendukung ruang cangkok dan mencegah keruntuhan jaringan lunak. Namun, hasil klinis augmentasi bergantung pada macam cacat tulang sebelum operasi. Selain itu, jala titanium memiliki kekuatan mekanik yang baik, dan dapat dibentuk dengan mudah dan diperbaiki dengan jahitan atau pin dengan hasil berupa ruang potensial. Serat jala Titanium sudah terbukti bertindak sebagai perancah untuk regenerasi tulang, meski dengan lapisan hidroksiapatit tipis pada jala.

Metode GBR konvensional yang sudah ada, yang didasarkan pada konstruksi jala nonindividualisasi, menunjukkan kerugian signifikan seperti pemotongan manual, pembengkokan, dan pemangkasan untuk mencapai bentuk yang diinginkan untuk penempatan implan. Langkah-langkah ini intensif kala dan memperlama operasi. Selain itu, hasil dari jala itu sering tidak mencerminkan seluruh karakteristik anatomi pada tingkat yang memuaskan.

Teknik-teknik rekonstruksi tulang baru yang didasarkan pada regenerasi tulang terpandu untuk augmentasi jaringan keras tiga dimensi yang terlokalisir diwedhar di sini. Teknik-teknik ini dapat menghasilkan regenerasi tulang yang meningkat secara signifikan seiring turunnya ketidaknyamanan pasien sampai tingkat minimal. Efektivitas jala titanium tiga dimensi pra-bentuk yang telah disesuaikan sebagai membran penghalang untuk regenerasi tulang alveolar peri-implant telah terbukti menghasilkan regenerasi tulang yang memuaskan. Garis besarnya, penerapan desain digital individu dan pembuatan prototype yang cepat dalam rekonstruksi cacat tulang tampak menjanjikan.

Laporan kasus ini menjelaskan rekonstruksi tiga dimensi dari segmen mandibula posterior pakai struktur kisi titanium pilah yang telah disesuaikan. Setelah 24 bulan, disajikan hasil klinis, radiologis, dan histologis.

Serial posts:


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in
resorbable dapat diresorbsi
GBR guided bone regeneration, regenerasi tulang terpandu
ridge punggungan gusi