Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

9 Faktor pendukung oseointegrasi

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Faktor pendorong oseointegrasi yang telah diketahui ada 9 (sembilan), sebagaimana yang disajikan dalam karya penelitian Mavrogenis, et al. (2009). Sembilan faktor itu meliputi:

  1. Desain implan
    Gehrke, et al (2015) mengamati bahwa implant dengan desain kerucut yang dipasang pada kondisi kepadatan tulang sedang lebih stabil dengan pitch sempit ketimbang pitch lebar. Ini menunjukkan bahwa desain implant terbukti berpengaruh pada stabilitas implan. Karena stabilitas implant berpengaruh pada oseointegrasi, maka desain implant dengan demikian juga berpengaruh pada oseointegrasi.
  2. Komposisi kimia
    Komposisi kimia mencegah pembentukan karat pada implant dan reaksi-reaksi lain yang tak dikehendaki.
  3. Topografi permukaan implan
    Kesuksesan oseointegrasi dipengaruhi oleh kekuatan oseointegrasi. Kekuatan oseointegrasi dipengaruhi oleh luas permukaan implan. Semakin luas permukaan, semakin tinggi nilai kontak tulang-implan (BIC value). Cara untuk memperluas permukaan implant adalah dengan merekayasa topografi permukaan implan. Teknologi terbaru telah berhasil membuat implant dengan tabung-tabung kecil berukuran nano yang menyelimuti implant (nanotube implant).
  4. Bahan implan
    Bahan implant sangat penting perannya dalam mendukung atau mencegah oseointegrasi. Bahan implant yang telah terbukti punya tingkat kesuksesan yang tinggi adalah titanium. Tingkat kesuksesan implant titanium berkisar 90% setelah implant dipakai selama 20 tahun. Tingkat kesuksesan kala baru dipasang berkisar lebih kurang 97%.
  5. Bentuk
    Implan dengan bentuk yang menyerupai akar gigi sejati kala ini banyak dipakai. Bentuk semacam ini bisa menyebar tekanan secara lebih merata ke jaringan penopangnya.
  6. Diameter dan panjang implan
    Hasil penelitian Li, et al. (2011) mengindikasikan bahwa diameter dan panjang implan gigi berperan penting dalam kesuksesan oseointegrasi. Mereka mengamati bahwa pada rahang bawah posterior, diameter implant lebih signifikan perannya ketimbang panjang implant dalam mereduksi stres tulang kortikal dan meningkatkan stabilitas implant kala implant menerima beban. Panjang implant lebih efektif dibandingkan diameter implant dalam mereduksi stres tulang kanselosa kala implant menerima beban. Selain itu, secara biomekanis, kombinasi yang optimal untuk implant berulir sekrup yang dipasang pada rahang bawah posterior dengan kualitas tulang yang buruk adalah berdiameter lebih dari 4 mm dan panjang lebih dari 12 mm.
  7. Lapisan
    Lapisan pada permukaan implant meningkatkan peluang sukses oseointegrasi. Misalnya, implant dengan lapisan hidroksiapatit menurunkan peluang penolakan implant oleh reaksi kekebalan tubuh manusia.
  8. Perlakuan permukaan
    Perlakuan permukaan implant bisa mendorong oseointegrasi. Misalnya, implant dengan permukaan yang permukaannya kasar menghasilkan oseointegrasi lebih kokoh.

 

Referensi

A.F. Mavrogenis, R. Dimitriou, J. Parvizi, G.C. Babis. Biology of implant osseointegration (Biologi oseointegrasi implan). J Musculoskelet Neuronal Interact 2009; 9(2):61-71

Gehrke, Sergio Alexandre; Neto, Ulisses Tavares da Silva; Fabbro, Massimo Del. Does implant design affect implant primary stability? (Apakah desain implant memengaruhi stabilitas primer implan?). Journal of oral implantology Vol. XLI /No. Six / 2015

Tao Lia, Kaijin Hu, Libo Cheng, Yin Ding, Yuxiang Ding, Jinling Shao, Liang Kong. Optimum selection of the dental implant diameter and length in the posterior mandible with poor bone quality – A 3D finite element analysis (Seleksi optimal diameter dan panjang implant pada rahang bawah posterior dengan kualitas tulang yang buruk - suatu analisis elemen terbatas 3D). Science Direct Volume 35, Issue 1, January 2011, Pages 446–456


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in