Gigi patah pada bagian enamel-dentin
Peristiwa cedera gigi bukan prakara yang langka terjadi. Sekitar 50% anak-anak dan remaja mengalami cedera gigi sebelum berusia 18 tahun. Hampir seluruh cedera tersebut terjadi dalam masa remaja pada gigi dewasa. Umumnya cedera gigi terjadi pada gigi seri tengah. Trauma gigi pada umumnya diderita oleh laki-laki dengan perbandingan laki-laki banding perempuan hampir sebanyak 2:1. Hal ini terlihat nyata pada dentisi dewasa.
Fraktur gigi paling banyak terjadi pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda karena pada usia-usia inilah manusia sedang sangat aktif dan melakukan hal-hal berisiko. Fraktur bisa terjadi karena jatuh, olahraga, berkelahi, kecelakaan motor, bermain, atau kecelakaan akibat hobi aktivitas ekstrim.
Analisis retrospektif Unit Gawat Darurat Nasional di Amerika Serikat menemukan bahwa 63% pasien yang masuk ke Unit Gawat Darurat mengalami gigi hancur atau gigi patah. Persentase tersebut menunjukkan peristiwa gigi patah ternyata cukup umum terjadi pada pasien gawat darurat.
Gigi patah ada beberapa jenis. Salah satu jenisnya adalah fraktur enamel-dentin atau gigi patah pada bagian enamel-dentin. Gigi patah macem ini terjadi terbatas pada bagian enamel dan dentin gigi yang disertai dengan hilangnya struktur gigi, tapi tidak melibatkan pulpa.
Diagnosis
Tanda visual
Tanda visual dari fraktur enamel-dentin adalah hilangnya bagian enamel dan dentin dari gigi dan bagian pulpa jadi terbuka. Tanda ini relatif mudah dilihat dengan pengamatan menggunakan mata telanjang.
Tes perkusi
Diagnosis selanjutnya menggunakan tes perkusi. Tes seharusnya menunjukkan gigi tidak melemah. Jika gigi melemah, evaluasi apakah terjadi fraktur pada bagian akar dan apakah terjadi luksasi gigi (luxation)
Tes mobilitas
Dengan tes mobilitas, sewajarnya mobilitas normal.
Tes sensibilitas
Tes sensibilitas biasanya positif. Tes ini berguna untuk menilai risiko apakah akan terjadi komplikasi penyembuhan pada masa datang. Apabila pemeriksaan purwa menunjukkan kekurangan respon, maka prakara ini mengindikasikan pasien punya risiko yang meningkat untuk mengalami nekrosis pulpa di kemudian hari.
Temuan radiografi
Temuan radiografis memperlihatkan hilangnya substansi gigi. Radiografi yang direkomendasikan meliputi eksposur periapikal, oklusal, dan eksentrik. Tiga eksplosur tersebut direkomendasikan guna menghilangkan kemungkinan terjadi luksasi atau fraktur gigi. Radiograf pada luka di bibir atau pipi berguna untuk mencari kalau-kalau ada fragmen gigi atau materi asing yang masuk ke dalam luka tersebut.
Perawatan
Jika fragmen gigi tersedia, fragmen bisa dibonding ke gigi. Jika fragmen tidak tersedia, lakukan perawatan sementara dengan menutup dentin yang terbuka dengan ionomer kaca atau restorasi permanen menggunakan agen bonding dan resin komposit. Perawatan definitif untuk mahkota yang mengalami fraktur adalah restorasi menggunakan materi restoratif gigi yang diterima dalam jagat kedokteran gigi modern.
Kontrol klinis dan radiografis perlu dilakukan antara minggu keenam hingga kedelapan dan 1 tahun kemudian.