Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Hubungan rokok dan permasalahan gigi

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Hubungan rokok dan gigi tidak harmonis. Dalam pertengkaran di antara mereka, gigi biasanya kalah setelah lebih dulu "babak belur dihajar" rokok. Setelah gigi jadi ompong, pasien pun akhirnya perlu implan gigi. Begini ceritanya kenapa gigi bisa kalah sama rokok.

Pada tahun 2009, pakar epidemiologi dari Universitas Maryland, Amy Sapkota, menerbitkan hasil penelitiannya dalam jurnal ilmiah Environmental Health Perspectives. Penelitian tersebut menyingkapkan bahwa rokok bukan hanya mengandung zat kimia berbahaya dan logam berat yang berbahaya bagi manusia, tapi juga mengandung 15 kelas bakteri. Bakteri yang masuk melalui rokok termasuk beberapa bakteri yang berbahaya, seperti Acinetobacter, Bacillus, Burkholderia, Clostridium, Klebsiella, Pseudomonas aeruginosa, SerratiaCampylobacter, Enterococcus, Proteus, dan Staphylococcus.

Bakteri pada rokok
Aneka macam bakteri yang masuk ke dalam mulut melalui rokok.

Waaah, ternyata mulut berisi macam-macam bakteri. Darimana ya beraneka ragam bakteri dalam jumlah banyak begitu? Dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut, termasuk makanan, minuman, rokok, dan benda-benda lain yang tidak steril. Menyikat gigi mengurangi jumlah bakteri, tapi tidak menghapus semua bakteri. Bakteri menyebabkan perkara pada mulut, seperti bau mulut, gigi berlubang, penyakit gusi, erosi enamel, dan ompong. Merokok menyebabkan risiko jadi semakin tinggi.

Menurut penelitian Mai et al. (2013), perokok punya peluang yang lebih tinggi untuk mengalami gigi copot dibandingkan non-perokok. Kenapa? Bagaimana prakara ini bisa terjadi?

Menurutnya, rokok bisa mempercepat laju penyakit periodontal. Zat-zat kimia dalam rokok memengaruhi bakteri-bakteri yang bisa mengubah mikroflora dalam mulut dan menurunkan kapasitas anti-oksidasi dari saliva. Radikal bebas yang diproduksi oleh inang selama respon kekebalan tubuh terhadap rangsangan dari bakteri selanjutnya bisa merusak periodontium. Akibatnya,  kerentanan pasien terhadap gigi copot jadi meningkat.

Di samping itu, racun yang terkandung dalam rokok memengaruhi tulang penopang gigi asli. Contohnya, racun nikotin mengurangi kepadatan tulang kandungan mineral tulang dengan cara meningkatkan sekresi faktor resorbsi tulang atau menurunkan serapan kalsium dalam saluran pencernaan. Racun dalam rokok juga bisa menyebabkan penurunan kandungan estrogen. Padahal, estrogen berperan penting dalam meringankan penyusutan tulang. 

Bukan hanya itu, lebih kurang 1 juta bakteri pada rokok juga siap menghambur ke dalam mulut begitu rokok masuk ke mulut. Bakteri menyebabkan plak dengan mengganggu fungsi air liur dan kapasitas buffering saliva. Plak bisa menyebabkan penyakit periodontal dan penyakit ini berpotensi menyebabkan gigi copot.

Referensi

Mai, Xiaodan; Wactawski-Wende, Jean; Hovey, Kathleen M.; LaMonte, Michael J.; Chen, Chaoru; Tezal, Mine; Genco, Robert J. Associations between smoking and tooth loss according to reason for tooth loss (Hubungan antara merokok dan gigi copot menurut alasan alasan copotnya gigi). J Am Dent Assoc. Author manuscript; available in PMC 2013 Nov 27. J Am Dent Assoc. 2013 Mar; 144(3): 252–265.

Sapkota, Amy R.; Berger, Sibel; Vogel, Timothy M. Human Pathogens Abundant in the Bacterial Metagenome of Cigarettes (Patogen manusia ada banyak sekali dalam metagenom bakteri pada rokok). Environ Health Perspect 118:351-356 (2010). https://dx.doi.org/10.1289/ehp.0901201


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in