Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Implan dengan kekasaran nano

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Memasuki abad 21 Masehi, para pakar implan gigi mengintensifkan penelitian tentang permukaan implant dengan tingkat kekasaran nano meter. Ada peluang bahwa permukaan berukuran nano akan meningkatkan perawatan implan.

Hasil dari penelitian di bidang implantologi gigi menunjukkan lapisan kerja TiO2 dengan skala submikro/ nano dengan ukuran pori lateral 20-160 nm bisa dihasilkan dengan cepat pada permukaan implant menggunakan perlakuan anodisi elektrokimia. Lapisan ini sangat meningkatkan koagulasi darah  dan sel induk sumsum tulang manusia.

Publikasi penelitian Webster et al. pada tahun 1999 mengevaluasi adhesi osteoblas secara in vitro pada cakram alumina dan titania yang dibuat dengan memadatkan bubuk dengan partikel yang ukurannya berbeda-beda ke permukaan implan. Cakram disinter pada suhu yang berbeda untuk mendapatkan parameter kekasaran nano yang berbeda.

Perlekatan osteoblas yang lebih tinggi teramati pada cakram alumina maupun titania dengan peningkatan rerata deviasi luas akar (Sq) dan area permukaan implant yang lebih luas.

Selain itu, cakram yang dibuat dengan metode yang sama yang terdiri dari Ti, Ti6Al4 dan CoCrMo telah diuji. Seperti dilaporkan sebelumnya pada cakram alumina dan titania, peningkatan adhesi osteoblas ditemukan pada cakram dari kelompok yang berbeda seiring peningkatan rerata deviasi luas akar. 

Webster et al. meneliti adhesi osteoblas dan konsentrasi aneka protein yang diabsorbsi pada alumina, titania, dan hidroksiapatit dengan tingkat kekasaran nano yang berbeda-beda. Penelitian Webster juga menunjukkan adhesi osteoblas lebih besar pada cakram yang menunjukkan peningkatan kekasaran nano, terlepas dari zat kimia pada permukaan implan.

Adsorpsi protein menyingkapkan sejumlah besar vitronektin yang berkaitan dengan peningkatan adhesi osteoblas pada cakram yang lebih kasar. Proliferasi osteoblas dan sistesis fosfatase alkalin pada permukaan-permukaan ini dievaluasi dalam penelitian lain dari grup yang sama. Sintesis alkalin fosfatase jadi lebih tinggi setelah hari ke 21 dan 24 pada cakram dengan nilai kekasaran nano yang meningkat.

Penelitian De Oliveira dan Nanci masih berhubung dengan pembahasan yang berkaitan dengan prakara ini. Mereka menggunakan binatang percobaan tikus dan implan titanium yang dietsa dengan H2SO4 dan H2O2.

Penelitian dipublikasikan pada tahun 2004. Penelitian itu melaporkan tentang kultur sel calvaria tulang tikus pada cakram titanium yang dietsa dengan H2SO4 dan H2O2. Mereka mengamati bahwa permukaan etsa asam menyingkapkan pit berukuran nano, sementara kontrol gagal menunjukkan fitur tersebut meskipun kekasaran permukaan tidak dievaluasi secara numerik.

Hasil-hasil penelitian De Oliveira dan Nanci menunjukkan ekspresi berlebihan osteopontin dan sialoprotein tulang, baik secara intra seluler maupun ekstra seluler, pada sel-sel yang diunggulkan pada kelompok yang dimodifikasi nano. Bukan hanya itu, ada lebih banyak sel dengan distribusi osteopontik sitoplasmik perifer teramati dalam waktu yang dini, yaitu 6 jam.

Larlsson et al. mengevaluasi implant pada model kelinci setelah 1-6 minggu.

Setelah 6 minggu, implant yang dielektropolis menunjukkan penurunan pembentukan tulang dibandingkan dengan implant yang lebih kasar. Dalam penelitian yang sama, implant serupa diselidiki setelah penyembuhan 7-12 minggu.

Setelah 7 minggu, hasil penelitian serupa dengan penelitian sebelumnya. Ini mengindikasikan pembentukan tulang lebih tinggi pada implant dengan nilai kekasaran permukaan yang lebih tinggi (implan anodizi) dibandingkan dengan implant halus (implan elektropolis).


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in