Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Inflamasi tulang

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Setelah implan disisipkan dan luka operasi ditutup, masa penyembuhan siap dimulai. Tahap pertama dari masa penyembuhan tulang adalah inflamasi atau bengkak.

Penyembuhan tulang terbagi dalam 4 tahap dengan karakteristik yang khas. Walau begitu, perlu disadari bahwa transisi dari satu tahap ke tahap yang lain tidak punya batas yang tegas. Keempat tahap penyembuhan tulang itu adalah sebagai berikut.

  1. inflamasi
  2. pembentukan kalus lunak
  3. pembentukan kalus keras
  4. pemodelan ulang

Cedera tulang mengundang respon inflamasi yang berpuncak 24 jam setelah operasi dan tuntas dalam 7 hari. 

Apa yang terjadi setelah cedera?

Setelah cedera terjadi pada tulang, hematoma dan eksudasi dari pembuluh darah yang rusak terjadi pada bagian cedera. Hematoma adalah kumpulan darah di luar pembuluh darah, sedangkan eksudasi adalah cairan yang merembes keluar melalui luka. Hematoma terjadi karena kerusakan terjadi pada pembuluh darah sehingga, dampaknya, darah mengalir ke jaringan di sekitar kerusakan itu. Hematoma berkembang pada area cedera dalam beberapa jam setelah terjadi cedera. Fibrin dan retikulin fibril serta fibril kolagen terdapat dalam hematoma. 

Darah dari pembuluh yang rusak tersebut mengeluarkan beberapa mediator inflamasi, seperti interleukin-1 (IL-1), IL-6, IL-11, IL-18, and TNF-α (tumor necrosis factor-α, faktor nekrosis tumor). Mediator ini merekrut sel-sel inflamasi dan meningkatkan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah).

Platelet diaktifkan pada luka. Saat aktif, platelet melepaskan TGF-β1 (transforming growth factor-β1) dan PDGF (platelet-derived growth factor). Sel-sel osteoprogenitor di lokasi cedera mengekspresikan BMP (bone morphogenetic proteins, protein morfogenetik tulang). Faktor ini dan mediator inflamasi merekrut sel induk mesenkim dan melakukan diferensiasi dan proliferasi. Hematoma yang telah disebutkan di atas itu secara bertahap digantikan dengan jaringan granulasi. 

Cedera yang terjadi pada bagian jaringan lunak dan degranulasi platelet menghasilkan pelepasan sitokin-sitokin kuat yang menghasilkan respon inflamasi, yaitu vasodilatasi dan hiperemia, migrasi dan proliferasi neutrofil, makrofag, dsj. Memang, sel-sel kekebalan tubuh punya peran besar dalam fase inflamasi. Sel-sel inflamasi (makrofag, monosit, limfosit, dan polimorfonuklir) dan fibroblas menginfiltrasi tulang dengan perantaraan prostaglandin.

Osteoklas juga punya peran yang tidak dapat dipandang sebelah mata dalam proses inflamasi ini, yaitu "memakan" tulang (istilah ilmiahnya, resorpsi tulang) yang mengalami nekrosis pada bagian ujung fragmen.

 

Referensi

Katharina Schmidt-BleekHanna SchellNorma SchulzPaula HoffCarsten PerkaFrank ButtgereitHans-Dieter VolkJasmin LienauGeorg N. Duda. Inflammatory phase of bone healing initiates the regenerative healing cascade. Cell and Tissue Research March 2012, Volume 347, Issue 3, pp 567–573

https://www2.aofoundation.org/wps/portal/surgerymobile?contentUrl=/srg/popup/further_reading/PFxM2/12_33_biol_fx_heal.jsp&soloState=precomp&title=& ; akses 7 Desember 2016

Lutz Claes, Stefan Recknagel & Anita Ignatius. Fracture healing under healthy and inflammatory conditions. Nature Reviews Rheumatology 8, 133-143 (March 2012)

Paschalia M. Mountziaris, B.S. and Antonios G. Mikos, Ph.D. Modulation of the Inflammatory Response for Enhanced Bone Tissue Regeneration. Tissue Eng Part B Rev. 2008 Jun; 14(2): 179–186.


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in