Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Injeksi siRNA ameloblastin menyingkap pembentukan akar gigi

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Hirose et al merancang penelitian yang berfokus pada pembentukan akar. Injeksi siRNA ke dalam sel memberi informasi yang berguna tentang fungsi terdefinisi dan peran dari berbagai molekul gen pada tahap tertentu. Metode yang menggunakan siRNA in vitro itu lebih nyaman dan lebih murah bila dibandingkan dengan metode penghapusan mutan.

Namun, injeksi intravena siRNA in vivo punya kelemahan dalam prakara biaya dan efek yang merugikan sebagai dampak dari sulitnya menginjeksikan siRNA ke dalam organ target melalui sirkulasi. Untuk mengatasi prakara ini, peneliti perlu menyuntikkan sejumlah besar siRNA. Di sisi lain, pemberian siRNA lokal ke dalam organisme hidup sudah terbukti berguna, tapi prakara itu perlu diterapkan dalam ruang tertutup agar kebocoran solusi reagen tidak terjadi dalam jangka panjang. Ini penting untuk diperhatikan karena kebocoran itu bisa memengaruhi organ seperti lumbar tulang belakang, retina, dan otak.

Dalam penelitiannya, Hirose et al. menginjeksikan siRNA Ameloblastin ke sisi mesial molar pertama rahang bawah yang dilakukan secara prospektif pada tikus laboratorium berusia 10 hari. Dampaknya, tikus tersebut tidak mengalami erupsi dalam 10 hari kemudian dan memulai perkembangan molar pada rahang.

Gigi molar tikus tersebut dikelilingi oleh tulang alveolar dengan ruang tertutup di mana solusi reagen dapat disimpan. Dalam injeksi lokal, siRNA Ameloblastin dipercaya mampu mencapai ujung akar gigi. Injeksi siRNA AMBN menyingkap misteri tentang akar gigi yang pendek dan pembentukan dentin akar yang tidak beraturan, sedangkan sel HERS menunjukkan perkembangbiakan yang tidak normal.

Penelitian yang pernah dilakukan sebelum penelitian Hirose et al. dengan menggunakan tikus yang diinjeksi ameloblastin menunjukkan pengaruh injeksi tersebut pada pembentukan enamel, tetapi tidak berpengaruh pada pembentukan akar gigi. Penelitian pada masa selanjutnya menunjukkan apa yang sebelumnya diyakini bahwa tikus dengan injeksi ameloblastin masih menghasilkan ameloblastin dalam bentuk yang terpotong pendek, bukan ameloblastin dengan panjang penuh.

Bentuk ameloblastin terpotong pendek seperti itu masih mengandung domain yang mengikat kalsium, fibronektin, dan heparin. Bentuk terpotong ameloblastin mempengaruhi pembentukan enamel, tetapi memengaruhi penipisan kuantitatif ameloblastin yang penting untuk pembentukan akar. Penghapusan ameloblastin  dapat menyebabkan modulasi status diferensiasi sel ameloblastin serta proliferasi. Perbedaan dalam ekspresi ameloblastin di HERS dapat mengakibatkan modulasi pengaruh timbal balik dengan lingkungan lokal perifer lain, termasuk odontoblas.

Sejumlah gen yang terlibat dalam pembelahan sel berkaitan dengan faktor regulasi siklus sel positif dan negatif. CDK1, CDK4, dan CDK6 merupakan regulator positif, sementara p21Cip1 dan p27KIP1 merupakan regulator negatif dalam siklus sel. Dalam penelitiannya, ada perbedaan yang cukup besar antara sel yang mengekspresikan ameloblastin dan proliferasinya. Menghilangkan AMBN dalam sel akan mengurangi efek penghambatan p21Cip1 dan p27KIP1, sehingga sel-sel ini dapat meningkatkan rasio penggabungan BrdU. Penelitian sebelum penelitiannya menunjukkan bahwa ekspresi ameloblastin secara berlebihan di ameloblastoma manusia akan menghambat proliferasi melalui supresi regulator siklus sel negatif termasuk p21Cip1 dan p27KIP1 <11>. Namun, ekspresi ameloblastin secara berlebihan dengan cacat dalam domain yang mengikat heparin akan memiliki relatif sedikit efek terhadap proliferasi. Oleh karena itu, domain yang mengikat heparin di ameloblastin mungkin penting untuk mengatur pertumbuhan sel. Dari temuan ini, dapat diduga bahwa ekspresi yang sesuai ameloblastin di HERS dapat berfungsi sebagai pemicu tertentu pembentukan akar dan kemajuan penting untuk perkembangan akar yang optimal.

Sumber: Hirose et al.


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in