Minamizato et al menyelidiki kekuatan kompresif implant gigi zirkonia tipe bilah dengan lorong yang dibor pakai proses laser. Mereka menemukan bahwa spesimen dengan lorong menunjukkan kekuatan kompresif yang rendah (237 kg/mm²) dibandingkan spesimen tanpa lorong (371.5 kg/mm²). Mereka menyimpulkan bahwa bilah zirkonia punya kekuatan yang cukup dalam oklusi.

Kohal et al mengevaluasi kekuatan fraktur implant titanium dengan mahkota logam-keramik, implant zirkonia dengan mahkota Empress I, dan implant zirkonia dengan mahkota Procera (berbasis Al₂O₃) sebelum dan setelah paparan ke mulut buatan. Pada kelompok tanpa beban, kekuatan fraktur adalah 531.4 N untuk titanium, 512.9 N untuk zirconia-Empress I, dan 575.7 N untuk zirconia-Procera. Setelah beban mengunyah 1,2 juta siklus, kekuatan fraktur adalah 668.6 N untuk titanium, 410.7 N untuk zirconia-Empress I, dan 555.5 N untuk zirconia-Procera. Nilai fraktur untuk mahkota logam-keramik dan Procera setelah pembebanan artifisial secara signifikan lebih tinggi daripada untuk mahkota Empress I yang dibebani. Implant zirkonia yang dipulihkan dengan mahkota Procera barangkali memenuhi kebutuhan biomekanik untuk gigi anterior.

Silva et al meneliti efek persiapan mahkota lengkap terhadap kehandalan implant zirkonia 1 buah. Mereka menemukan bahwa kekuatan fraktur implant zirkonia tanpa persiapan adalah 1023.3 N, dan dengan persiapan mahkota penuh adalah 1111.7 N. Namun, dalam penelitian lain, disimpulkan bahwa persiapan kepala implant memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kekuatan fraktur implant. Peneliti mengevaluasi kekuatan fraktur implant zirkonia 1 buah (Sigma) setelah paparan ke mulut buatan, di mana layanan klinis 5 tahun disimulasikan. Fraktur implant zirkonia terjadi pada 725 hingga 850 N ketika kepala implant tidak siap, dan pada 539 hingga 607 N kala disiapkan. Mereka menyimpulkan bahwa kekuatan fraktur rata-rata implant zirkonia berkisar dalam batas penerimaan klinis.

Kosakata:

• kala: saat, waktu