Penentu sukses oseointegrasi implant gigi (2)
6. Teknik bedah
Kerusakan minimal pada jaringan pada kala bedah adalah prakara yang penting untuk oseointegrasi. Hal ini dipengaruhi oleh kecepatan pengeboran dan pendinginan. Jika penerapan teknik bedah terlalu kasar, maka panas akibat gesekan akan menyebabkan peningkatan suhu di daerah operasi. Jika sudah mencapai suhu 47 °C selama 1 menit, maka jaringan tulang akan mengalami nekrosis (mati). Penguasaan teknik bedah dan ketrampilan tangan dokter punya peran menentukan kesuksesan implan. Hal ini berkaitan dengan pengalaman dokter. Semakin sering memasang implan, semakin tajam tekniknya.
7. Kondisi pembebanan
Faktor utama kesuksesan pada kala pemasangan implant adalah mencapai stabilitas primer. Implan bergerak mikro saja sudah cukup untuk menggagalkan oseointegrasi. Gerakan implant bisa berasal dari:
- Makanan keras (daerah operasi terkena makanan keras)
- Gerakan lidah (daerah operasi implant dimainkan dengan lidah)
- Aktivitas berat
- Terbentur
- Gigi palsu lepasan menyenggol daerah implant kala dipasang atau dilepas
8. Bantalan implan
Kesuksesan oseointegrasi perlu daerah pemasangan implant yang saras sebagai bantalan implan. Namun, dalam kenyataannya, tidak semua pasien memenuhi syarat ini. Ada pasien yang pernah menjalani radiasi dan menderita osteoporosis.
Pasien yang pernah menjalani terapi radiasi masih bisa menerima implant asalkan jarak antara terapi radiasi dan pemasangan implant sudah cukup lama dan sebaiknya pernah menjalani terapi hyperbaric oxygen untuk memulihkan pembuluh darah yang rusak karena terkena radiasi. Walaupun begitu, pasien perlu diberitahu bahwa peluang sukses pemasangan implant di daerah yang pernah diradiasi tidak setinggi peluang sukses di daerah yang tidak pernah kena radiasi. Ada kemungkinan sebesar 10-15% hasil perawatan implant pada pasien yang pernah diradiasi tidak akan seperti yang diharapkan.
Bagi pasien yang rahangnya telah mengalami resorpsi tulang sehingga tulangnya tidak cukup untuk menopang implant gigi, dokter menyarankan agar rahang pasien lebih dulu diperbesar dengan bone graft. Bone graft yang sukses akan membuat volume tulang jadi lebih besar dan tulang juga jadi lebih padat sehingga punya kemungkinan untuk menopang implan. Dokter dapat membimbing pasien mengenai bone graft mana yang paling cocok bagi pasien dari jenis-jenis bone graft yang tersedia.
Selain bone graft, ada juga teknik guided tissue regeneration (regenerasi jaringan terpandu) yang didasarkan pada prinsip biologi mengenai pertumbuhan tulang. Teknik baru ini telah dites dan telah terbukti berhasil.
9. Tidak merokok
Tidak merokok selama implant belum jadi sangat mendukung kesuksesan oseointegrasi implant gigi. Rokok dilaporkan telah sangat menurunkan tingkat kesuksesan implant gigi. Zat kimia dan suhu panas dari asap rokok bisa mematikan sel. Dampaknya, oseointegrasi jadi melambat atau malah terancam gagal.
- doctor✚dentist
- Klinik Gigi & Implan Gigi Jakarta
- Layanan umum: (+62)21 2253 9385 (Pos Pengumben)Layanan umum: +622153654792 (Palmerah)
- Jl. Pos Pengumben No. 40c Jakarta Barat, Jakarta 11560 Indonesia
Jl. Palmerah Barat No. 108 Jakarta Barat, Jakarta 11480 Indonesia
Referensi
S. Parithimarkalaignan and T. V. Padmanabhan. Osseointegration: An Update. J Indian Prosthodont Soc. 2013 Mar; 13(1): 2–6.