Pengaruh permukaan implant pada pemaduan implant dengan tulang (1)
Implan dibuat dari biomateri. Biomateri yang paling umum dipakai untuk membuat implan gigi adalah titanium. Meskipun titanium telah banyak dipakai sebagai bahan implan, beberapa pakar masih bertanya-tanya tentang bagaimana prosedur yang paling tepat untuk menghasilkan respon biologi yang paling baik.
Ketika menganalisis pentingnya permukaan implant untuk terjadinya oseointegrasi, kita hendaknya memisahkan pembahasan pengaruh desain atau bentuk implant dan pembahasan morfologi permukaan implan.
Analisis bentuk atau desain implant membahas tentang:
- dimensi implant (panjang, diameter, dan ketebalan implan)
- bentuk implant (silinder, kerucut, hibrid, barel)
- tipe uliran (triangular, bujursangkar, persegi panjang, melingkar, ulir mikro)
- ketinggian fillet ulir
- sudut ulir
- pitch ulir
- tipe hubungan prostesis-implan (hexagon, cone morse, star grip)
Parameter-parameter tersebut di atas berpengaruh pada stabilitas primer, distribusi daya, dan properti mekanis implan.
Sementara itu, analisis morfologi permukaan implant meliputi:
- analisis struktur makro dan struktur nano-mikro
- homogenitas permukaan
- properti kimia
- properti fisika
Wennerberg, Hayakawa, dan Kokubo berserta tim mereka masing-masing telah memeriksa pengaruh properti permukaan implant berbahan titanium pada aposisi tulang ke permukaan. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa respon biologi ternyata bergantung pada morfologi, komposisi permukaan, dan oksida titanium di permukaan implan saat kontak dengan lingkungan fisiologis. Hasil-hasil penelitian mereka itu penting sekali dalam jagat kedokteran gigi implant karena kedokteran gigi implant memilih kekasaran implan menurut protokol bedah, dan lokasi pemasangan implan, di samping juga kualitas dan kuantitas tulang yang tersedia dalam tubuh pasien.
Properti permukaan implant yang meliputi antara lain morfologi, kekasaran, ketebalan lapisan oksida, level ketidakmurnian, dan tipe oksida, bergantung pada proses perlakuan permukaan. Tantangan dalam menganalisis parameter-parameter tersebut adalah ketidakmampuan untuk mengubah hanya satu parameter sekaligus menjaga agar parameter lain tidak berubah. Misalnya, belum ditemukan cara untuk memodifikasi struktur kristalin titanium oksida atau komposisi kimia tanpa mengubah ketebalan oksida. Tantangan ini dan yang semacam ini belum bisa dipecahkan dengan teknologi masa kini. Tapi kita perlu optimis bahwa kemajuan teknologi pada masa datang dapat memecahkan tantangan tersebut. Bersambung