Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Pengaruh tulang pada kesuksesan implant gigi

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Implan itu kenal cocok. Tantangan perawatan implant bukan hanya operasi implan. Sebelum operasi implan, tantangan cukup besar telah tersaji yaitu menentukan implant mana yang paling cocok dengan kondisi pasien. Karena tidak ada pasien yang sama persis, maka tidak ada rumus eksak a la matematika yang bisa dipakai.

Pemilihan implant mana yang cocok bagi pasien antara lain ditentukan oleh finishing permukaan implan. Finishing permukaan mana yang cocok didasarkan pada tipe tulang pasien di mana implant itu akan dipasang. Hal itu berlaku untuk implant dengan dimensi permukaan yang sama.

Penelitian Lekholm dan Zarb yang mereka lakukan pada tahun 1985 mengklasifikasi tipe-tipe tulang atas dasar kualitas tulang kortikal dan kepadatan tulang trabekular. Menurut penelitian tersebut, tulang bisa digolongkan jadi empat tipe, yaitu:

  1. Tipe D1
  2. Tipe D2
  3. Tipe D3
  4. Tipe D4

Tulang tipe D1 itu tulang kortikal dan trabekular yang padat. Dari segi klinis, tulang D1 mengeluarkan darah yang paling sedikit selama pembedahan. Hal ini terjadi karena pembuluh darah pada tulang tipe D1 memang tidak banyak. Tipe tulang D1 ini paling keras dibandingkan tipe-tipe lainnya. Karena kerasnya, dokter perlu sangat berhati-hati agar tidak menghasilkan panas berlebihan kala melakukan pengeboran tulang. Suhu yang masih bisa diterima tulang berada di bawah 47°. Panas di atas suhu 47° C bisa mematikan sel-sel tulang di sekeliling lubang. Nekrosis sel tulang ini masih bisa diperparah dengan iskemia yang dikarenakan kompresi implant pada dinding tulang. Sel mati tidak dapat merespon implan. Dampaknya, mekanisme oseointegrasi tidak akan terpicu. Panjang implant untuk tipe tulang ini sebaiknya tidak kurang dari 10 mm.

Implan tipe D2 punya tulang kortikal yang memuaskan dan punya tulang trabekular yang kurang padat dengan lebih banyak pembuluh darah dibandingkan tipe tulang D1. Pada tulang jenis D2 ini, ada cukup banyak darah yang kontak dengan permukaan implant dan stabilitasnya juga bagus. Agar implant jadi, perlu dipastikan agar sekurang-kurangnya 50% permukaan implant kontak langsung dengan tulang pada kala penanaman. Panjang implant untuk tipe tulang ini sebaiknya tidak kurang dari 12 mm.

Tulang kortikal dan tulang trabekular pada tulang tipe D3 bone tidak sepadat tipe tulang D2. Kekuatan mekanis tulang tipe D3 juga lebih rendah. Dari segi klinis, tulang tipe ini getas. Tulang kortikal dan trabekularnya sedikit padat tapi rapuh. Efeknya, implant bisa mengalami sedikit kesulitan  untuk mengunci pada tahap permulaan.

Tulang tipe D4 punya papyracea kortikal yang ramping, trabekula sedikit termineralisasi dan punya kekuatan mekanik yang rendah. Tipe ini sangat rapuh sehingga prosedur bedah perlu ketelitian yang sangat tinggi untuk bisa mendapatkan penguncian tulang dini.

Normalnya, tulang tipe D1 dan D2 berada di daerah di antara mental foramen pada rahang bawah dan rahang atas. Tulang tipe D3 bisa ditemukan di daerah premolar atas dan bawah. Tipe tipe D4 biasanya ada di daerah molar rahang bawah dan rahang atas.

Tulang tipe D1 dan tipe D2 bisa memakai implant tanpa perlakuan permukaan dan hanya diproses dengan mesin saja (machined implant). Jika memakai implant yang diberi perlakuan permukaan, maka hasilnya punya kemungkinan untuk lebih bagus lagi.

Tulang tipe D3 dan D4 harus memakai implant dengan permukaan yang diberi perlakuan dengan bidang kontak yang paling luas. Perlakuan permukaan dipilih yang memberi peluang paling tinggi untuk meningkatkan mekanisme oseointegrasi. Misch menyarankan agar tulang tipe D4 memakai implant dengan panjang minimal 12 mm dan dengan diameter sebesar mungkin yang masih dapat ditampung tulang penopang. Langkah-langkah persiapan untuk tulang tipe D4 harus sangat cermat dan teliti karena kekuatan mekanismenya rendah. Gerakan lateral sedikit saja bisa mengubah kemiringan implan.

Tingkat kesulitan pemasangan implant memang berbeda-beda. Ada yang sangat mudah dan ada yang sangat sulit. Faktor penentu tingkat kemudahan atau tingkat kesulitan ini adalah kondisi tubuh dan kondisi jiwa pasien. Pasien dengan tubuh dan jiwa yang saras sepenuhnya, punya tulang tipe D1, dan tidak punya kebiasaan/ hobi yang merusak kesarasan memiliki peluang sukses yang paling tinggi. 


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in