Penilaian klinis oseointegrasi
author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID
Ada banyak metode yang telah diujicoba untuk melakukan demonstrasi klinis oseointegrasi materi aloplastis yang ditanam dalam tubuh manusia. Beberapa di antara metode tersebut adalah sebagai berikut:
- Tes mobilitas klinis
Implan yang bergerak adalah bukti pasti bahwa implant itu tidak berpadu dengan tulang. Bukti ini diperoleh dengan melakukan tes mobilitas klinis dan menemukan bukti bahwa implant bergerak. Stabilitas klinis yang diketahui dari tes mobilitas klinis bukan bukti bahwa telah terjadi oseointegrasi. - Radiografi
Radiografi adalah piranti bantu yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi kuantitas dan kualitas tulang di area penempatan implan. Alat ini membantu untuk memprediksi stabilitas implant dengan mengamati proses oseointegrasi atau lesi peri-implan.
Radiografi menunjukkan kontak langsung antara tulang dan implan. Radiografi sering dikutip sebagai bukti telah terjadi oseointegrasi. Zona radiolusensi di sekitar implant adalah indikasi jelas bahwa implant terbungkus jaringan fibrosa, sedangkan ketiadaan atau kekurangan zona radiolusensi bukan bukti oseointegrasi telah jadi. Alasannya, kapasitas resolusi optimal radiograf berada dalam kisaran 0,1 mm, sedangkan ukuran sel jaringan lunak berada dalam kisaran 0,01 mm. Maka, jaringan fibrosa dengan ukuran yang sempit tidak bisa dideteksi oleh radiografi.
Kelemahan lainnya, penyusutan tulang wajah yang mendahului penyusutan tulang mesiodistal tidak bisa diamati. Juga ada batasan dalam resolusi gambar sehingga sinar X standar sulit dicapai. Distorsi bisa terjadi dengan radiografi sehingga pengukuran kuantitatif jadi sulit persis.
Radiografi yang lebih canggih bisa mengatasi kelemahan sinar X itu. CT scan atau CBCT scan lebih akurat daripada foto rontgen. Dengan piranti ini, oseointegrasi sukses atau gaga bisa dilihat secara visual dengan lebih jelas. - Analisis bunyi implan
Bunyi yang dikeluarkan oleh implant yang diketuk bisa digunakan untuk mengindikasikan oseointegrasi. Alasannya, logam yang ujungnya dipegang longgar dan yang dipegang ketat akan menghasilkan suara berbeda ketika diketuk. Prinsip ini dipakai dalam RFA (Resonance Frequency Analysis, Analisis Frekwensi Resonansi).
Referensi
S. Parithimarkalaignan dan T. V. Padmanabhan. Osseointegration: An Update. J Indian Prosthodont Soc. 2013 Mar; 13(1): 2–6.
- doctor✚dentist
- Klinik Gigi & Implan Gigi Jakarta
- Layanan umum: (+62)21 2253 9385 (Pos Pengumben)Layanan umum: +622153654792 (Palmerah)
- Jl. Pos Pengumben No. 40c Jakarta Barat, Jakarta 11560 Indonesia
Jl. Palmerah Barat No. 108 Jakarta Barat, Jakarta 11480 Indonesia