Penyebaran penyakit gigi berlubang
Faktanya, sejarah karies gigi (gigi berlubang) berkaitan dengan kemunculan peradaban manusia. Di kemudian hari, karies gigi berkaitan pula dengan perubahan makanan yang terjadi semenjak merkantilisme dan revolusi industry.
Beberapa karya di bidang arkeologi dan sejarah telah mengkonfirmasi hubungan antara frekwensi dan prevalensi karies yang tinggi dan peningkatan asupan karbohidrat dalam populasi manusia dari kemunculan pertanian. Umumnya pemburu-pengumpul menunjukkan frekuensi karies yang rendah sedangkan kawula yang berbasis pada ekonomi campuran, berkebun, dan bertani menunjukkan tingkat karies yang semakin tinggi (Hillson, 2001; Lukacs, 1992; Powell, 1985; Turner, 1979).
Misalnya, di Amerika Utara bagian Tenggara, jumlah karies gigi pada petani tiga kali lipat daripada karies gigi pada pengumpul makanan di era sebelumnya (Powell, 1985). Dalam beberapa populasi dari Hutan Kering di Amerika Utara, perubahan tersebut juga diamati sepanjang masa, dengan frekuensi di bawah 7% pada penduduk sejati Archaic dan frekuensi di atas 15% pada fase petani yang kontemporer sampai pada kontak pertama dengan orang Eropa (Larsen, 1997).
Pada manusia prasejarah dari Kolombia, prevalensi karies mendekati nol pada pemburu-pengumpul yang menggunakan teknologi batu, muncul di petani purwa dan peningkatan pembuat tembikar, mencapai frekuensi hingga 76% (Rodríguez, 2003). Kecenderungan yang sama telah diamati pada kawula modern sejati yang makanan tradisionalnya yang diganti dengan makanan barat selama proses kolonisasi global (Holloway et al., 1963; Mayhall, 1970).
Caselitz (1998) menganalisis evolusi historis karies pada 518 populasi manusia Eropa, Asia dan Amerika dalam garis waktu yang panjang dari Paleolitik sampai sekarang. Analisisnya mengkonfirmasikan bahwa selama periode Paleolitik dan Mesolitik, pengumpul pemburu punya karies yang lebih sedikit dan lesi berkembang lebih lambat.
Indeks karies telah meningkat secara bertahap dari zaman Neolitik, sampai mereka mencapai tingkat tinggi yang diamati kala ini. Mengingat hanya Holosen (10.000 SM terakhir) di Dunia Lama, dia mengamati bahwa indeks rendah7 zaman Mesolitik tetap relatif konstan selama Neolitik Awal (antara tahun 9 dan 5 milenium SM), namun mengalami peningkatan dramatis sebesar 75% pada Jangka waktu singkat beberapa abad sekitar 4.500 SM. Fenomena ini, yang diamati di Afrika Utara, Timur Dekat, Cina dan Eropa telah dikaitkan dengan perubahan drastis dalam makanan yang berarti pengenalan dan penyebaran sereal di seluruh jagat antik (Caselitz, 1998).
Indeks karies telah meningkat secara bertahap dari zaman Neolitik sampai mencapai tingkat yang tinggi seperti yang teramati kala ini. Dengan hanya menimbang Holosen (tahun 10.000 SM), dia mengamati bahwa indeks rendah zaman Mesolitik tetap relatif konstan selama Neolitik Awal (antara tahun 9 dan 5 milenium SM), namun mengalami peningkatan dramatis sebesar 75% dalam jangka waktu singkat hanya dalam beberapa abad pada sekitar tahun 4.500 SM. Fenomena yang teramati di Afrika Utara, Timur Dekat, Cina dan Eropa ini telah dikaitkan dengan perubahan drastis dalam makanan, yaitu penyebaran sereal ke seluruh jagat antik (Caselitz, 1998).